23 Agustus 2025
08:14 WIB
Bursa Sepekan: IHSG Susut 0,50%, Ditutup Di Level 7.858,85
Data bursa sepekan BEI, IHSG turun 0,50% dan ditutup pada level 7.858,851. Seiring pelemahan IHSG, kapitalisasi pasar juga menyusut.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). AntaraFoto/Sulthony Hasanuddin
JAKARTA - Data perdagangan bursa sepekan di BEI, yakni pada periode tanggal 18 hingga 22 Agustus 2025, ditutup bervariasi.
"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami perubahan atau penurunan sebesar 0,50% menjadi ditutup pada level 7.858,851 dari 7.898,375 pada pekan lalu," ujar Sekretaris Perusahaan PT BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (23/8).
Selain itu, lanjut dia, kapitalisasi pasar BEI juga melemah sebesar 0,81% menjadi Rp14.131 triliun dari Rp14.247 triliun pada sepekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian BEI turun 15,95% menjadi Rp17,92 triliun. Di pekan sebelumnya, rata-rata nilai transaksi harian BEI sebesar Rp21,32 triliun.
Baca Juga: IHSG Jelang Akhir Pekan Bergerak Bervariasi
Adapun, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini sebesar 10,00% menjadi 39,47 miliar lembar saham dari 35,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Tidak hanya itu, rata-rata frekuensi transaksi harian selama pekan ini turut mengalami peningkatan. Yaitu, sebesar 1,98% dari 2,08 juta kali transaksi pada pekan lalu menjadi 2,12 juta kali transaksi.
Kautsar menuturkan, investor asing pada Jumat (22/8), mencatatkan nilai beli bersih Rp424,57 miliar. Sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp52,441 triliun.
Kegiatan Sepekan
Selama sepekan, terdapat dua pencatatan obligasi dan satu sukuk di pasar modal Indonesia. Pada Kamis (21/8), Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Merdeka Battery Materials Tahap II Tahun 2025 oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal obligasi sebesar Rp1,32 triliun dan nilai nominal sukuk sebesar Rp1,77 triliun.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi dan sukuk tersebut masing-masing idA (Single A) dan idA(sy) (Single A Syariah) dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat.
Kemudian pada Jumat (22/8), Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap III Tahun 2025 (SMMA03CN3) memiliki nilai nominal sebesar Rp300 miliar dengan tingkat bunga 8,50% per tahun, jangka waktu 5 tahun sejak tanggal emisi.
Hasil pemeringkatan dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI) untuk Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap III Tahun 2025 adalah irAA (Double A) dengan Wali Amanat PT Bank KB Bukopin Tbk.
Baca Juga: IHSG Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga BI-Rate Agustus
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 119 emisi dari 66 emiten senilai Rp135,87 triliun.
Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 650 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp519,80 triliun dan US$117,27 juta, yang diterbitkan oleh 139 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 194 seri dengan nilai nominal Rp6.221,26 triliun dan US$502,10 juta.
Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak tujuh emisi EBA dengan nilai Rp2,13 triliun.
Pada Rabu (20/8), diselenggarakan Go Public Seminar “Go Big with Go Public: Waktunya Perusahaan Boga Naik Kelas” untk mengajak pelaku usaha jasa boga memperluas skala bisnis melalui pasar modal. Seminar ini digelar oleh BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI).
Seminar ini menekankan bahwa go public tidak hanya memberi akses pada sumber pendanaan baru, tetapi juga membuka peluang peningkatan tata kelola, transparansi, dan keberlanjutan usaha.