01 November 2025
08:07 WIB
Bursa Kripto Dapat Restu OJK, Ada Nama Haji Isam?
OJK mengonfirmasi ada satu bursa kripto yang telah memperoleh perizinan dari OJK.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ilustrasi - investasi kripto. Antara/Pexels
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara terkait kabar kemunculan bursa kripto baru yang melibatkan sejumlah nama besar, termasuk pengusaha asal Kalimantan, Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengonfirmasi ada satu bursa kripto yang telah memperoleh perizinan dari OJK.
Tapi sayangnya, Hasan tidak dapat menyebutkan nama bursa kripto tersebut beserta nama-nama yang terlibat di dalamnya.
Selain bursa, ia menjelaskan, terdapat pula lembaga kliring dan lembaga penyimpanan aset kripto yang sedang dalam proses pengajuan izin.
Baca Juga: Bursa CFX: Inovasi Produk Kunci Daya Saing Industri Kripto RI
“Tentu nanti pada saatnya mereka berizin akan kita umumkan sebagai bagian dari keterbukaan informasi publik. Tapi kalau belum, kaedahnya jangan dulu. Nanti kalau ditolak kan kasihan orangnya ya,” kata Hasan kepada media di Jakarta, Jumat (31/10).
Menurut Hasan, proses perizinan saat ini masih berjalan dan mengikuti prosedur ketat sebagaimana perizinan di sektor keuangan lainnya.
“Kalau ada yang kurang, nanti kita minta lengkapi dan sebagainya. Yang pasti OJK akan mengacu kepada pengaturan persyaratan perizinan, mulai dari permodalan, kelembagaan, kesiapan infrastruktur, hingga konektivitas,” jelas dia.
Ia menambahkan, konektivitas menjadi faktor krusial bagi bursa kripto. Lantaran, harus terhubung dengan lembaga kliring, tempat penyimpanan, serta para pedagang aset keuangan.
Sebelumnya, beredar kabar mantan Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury bersama Pang Xue Kai eks bos Tokocrypto tengah mengajukan izin pendirian bursa kripto baru ke OJK.
Di balik inisiatif itu, diduga ada dukungan investor papan atas, seperti Haji Isam dan pengusaha Happy Hapsoro. Pang Xue Kai sendiri dikabarkan akan duduk sebagai Direktur Utama (Dirut) bila bursa kripto tersebut resmi berdiri.
Baca Juga: Hadapi 'September Effect', OJK Beri Tips Buat Investor Kripto
Sekadar informasi, aktivitas kripto di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan pesat dan mulai menegaskan posisi Tanah Air sebagai salah satu pusat aktivitas onchain terbesar di dunia berkembang.
Laporan terbaru State of Crypto 2025 yang dirilis oleh perusahaan modal ventura global a16z menempatkan Indonesia di jajaran teratas negara dengan pertumbuhan pengguna dompet kripto mobile paling signifikan sejak 2022.
Laporan tersebut mengungkap bahwa lebih dari separuh aktivitas onchain global kini berasal dari negara berkembang, termasuk Indonesia, India, dan Nigeria. Penggunaan mobile crypto wallet, indikator utama keterlibatan masyarakat dalam aktivitas blockchain, meningkat tajam di Indonesia, mencerminkan adopsi cepat aset digital di level ritel.