c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

22 April 2024

12:24 WIB

BPS: Surplus Dagang Maret Tembus US$4,47 M

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 47 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">BPS: Surplus Dagang Maret Tembus US$4,47 M</p>
<p id="isPasted">BPS: Surplus Dagang Maret Tembus US$4,47 M</p>

Sejumlah truk melintas saat proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Neraca perdagangan barang RI pada Maret 2024 mencatat surplus sebesar US$4,47 miliar. Capaian surplus ini berasal dari capaian ekspor dan impor RI selama Maret, yang masing-masing sebesar US$22,43 miliar dan US$17,96 miliar.

“Surplus sebesar US$4,47 miliar naik sebesar US$3,64 miliar secara bulanan. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam BRS Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia Maret 2024, Jakarta, Senin (22/4).

Surplus Maret 2024 ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan surplus dagang Februari 2024 yang sebesar US$0,83 miliar maupun dengan surplus yang terjadi Maret 2023 yang sebesar US$2,83 miliar.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Neraca Dagang Maret Surplus US$1,57 M

Jika ditelisik, surplus neraca perdagangan bulan ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas yang sebesar US$6,51 miliar. Dengan komoditas penyumbang surplus non-migas yang utamanya berasal dari Bahan Bakar Mineral (HS 27), Lemak dan Minyak Hewan Nabati (HS 15), serta Besi dan Baja (HS 72).

“Surplus neraca perdagangan non-migas Maret 2024 ini lebih besar, jika bandingkan dengan bulan lalu (US$2,6 miliar) dan juga dibandingkan dengan bulan Maret pada tahun lalu (US$4,5 miliar),” ungkapnya.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar US$2,04 miliar yang disumbang oleh produk hasil minyak maupun minyak mentah. Adapun defisit ini terpantau lebih besar ketimbang defisit Februari 2024 (US$-1,76 miliar) dan defisit Maret 2023 (US$-1,68 miliar).

Menurut negara mitra dagang, per Maret 2024, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang terbesar dengan Amerika Serikat sebesar US$1.503,5 juta. Selain itu, dengan India alami surplus sebesar US$1.433,3 juta; dan Filipina US$771,7 juta.

“Jika didalami mengenai surplus yang dialami oleh Indonesia dengan AS, ini didorong oleh komoditas yaitu Mesin dan Perlengkapan Elektrik serta Bagiannya (HS 85), Alas Kaki (HS 64), serta Pakaian dan Aksesorisnya terutama Rajutan (HS 61),” jabarnya. 

Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Defisit dagang tertinggi di antaranya terealisasi dengan Thailand sebesar US$384,9 juta; dengan Brasil defisit US$359 juta; dan Australia sebesar US$265,6 juta.

Spesifik, defisit Indonesia dengan Thailand didorong oleh komoditas Serealia (HS 10), Gula dan Kembang Gula (HS 17), serta Kendaraan dan bagiannya (HS 87).

Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus US$0,87 Miliar pada Februari 2024

Secara kumulatif Januari-Maret 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$7,31 miliar. Torehan ini mengalami penurunan sebesar US$4,80 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sempat menyentuh US$12,11 miliar. 

Ditilik secara mitra dagang, sepanjang Januari-Maret 2024, defisit neraca dagang kumulatif paling dalam terjadi dengan Tiongkok sebesar US$3,09 miliar, diikuti Thailand sekitar US$1,35 miliar, dan Brasil sekitar US$0,98 miliar.

Jika dirinci, dalam periode sama, neraca dagang non-migas mengalami surplus US$12,41 miliar atau lebih rendah ketimbang capaian Januari-Maret 2023 yang sebesar US$16,43 miliar. Sementara itu, neraca dagang migas mengalami defisit US$5,1 miliar atau lebih dalam ketimbang Januari-Maret 2023 yang sebesar US$4,31 miliar.

“(Dengan begitu) neraca perdagangan migas dan nonmigas mengalami penurunan kumulatif (cumulative-to-cumulative/ctc) hingga Maret 2024, yang masing-masing sebesar US$0,79 miliar dan US$4,01 miliar dibandingkan periode sama di 2023,” jelasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar