22 April 2024
15:10 WIB
BPS Nilai Efek Perang Iran-Israel Ke Perdagangan RI Minim
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut dampak negatif konflik Iran-Israel ke sektor perdagangan internasional RI relatif minimal.
Penulis: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Bendera Iran dan bendera Israel. Shutterstock/Tomas Ragina
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, dampak negatif konflik Iran-Israel ke sektor perdagangan internasional RI relatif minimal. Dibanding itu, kegiatan dagang Indonesia di Timur Tengah lebih didominasi oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman ketimbang kedua negara yang masih dalam tensi panas tersebut.
“Share perdagangan Indonesia dengan Israel maupun Iran relatif sangat kecil dibandingkan dengan kita mengekspor maupun impor ke kawasan Timur Tengah lainnya… Jadi secara dampak langsung melalui perdagangan akan relatif minimal,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam BRS Perkembangan Ekspor-Impor Indonesia Maret 2024, Jakarta, Senin (22/4).
Dalam paparannya, nilai ekspor Indonesia ke Iran selama 2023 mencapai US$195,13 juta atau sekitar 2,15% terhadap total ekspor Indonesia ke Timur Tengah yang mencapai US$9,06 miliar. Adapun nilai impornya hanya mencapai US$11,72 juta atau sekitar 0,12% terhadap total impor dari Timur Tengah yang mencapai US$10,13 miliar.
Dari data tersebut,Indonesia berhasil mengalami surplus neraca perdagangan dengan Iran sebesar US$183,41 juta.
“Tiga komoditas utama yang Indonesia ekspor ke Iran antara lain buah-buahan, kendaraan dan bagiannya, serta berbagai produk kimia. Sedangkan, komoditas utama yang kita impor dari Iran adalah buah-buahan, bahan bakar mineral, serta bahan kimia organik,” jabarnya.
Baca Juga: BPS: Surplus Dagang Maret Tembus US$4,47 M
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke Israel di tahun lalu mencapai US$165,77 juta atau hanya mencakup 1,83% terhadap total ekspor tanah air ke Timur Tengah. Adapun nilai impornya ke RI hanya sebesar US$21,93 juta atau hanya sebesar 0,22% dari total impor Indonesia dari kawasan Timur Tengah.
Sama seperti Iran, Indonesia juga mengalami surplus neraca perdagangan barang yang signifikan dengan Israel sebesar US$143,84 juta.
BPS menjabarkan, tiga komoditas utama RI yang dikapalkan ke Israel mencakup lemak dan minyak hewan/nabati, alas kaki, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Sedangkan, komoditas utama yang RI impor dari Negara bersimbol Bintang Daud ini adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
“Secara umum, dapat disimpulkan bahwa nilai perdagangan barang Indonesia dengan Iran dan Israel relatif kecil. Keduanya bukan merupakan mitra utama Indonesia di kawasan Timur Tengah,” tekannya.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2023, total nilai perdagangan barang internasional Indonesia ke kawasan Timur Tengah mencapai US$19,20 miliar; terdiri dari ekspor sebesar US$9,06 miliar dan impor yang mencapai US$10,13 miliar. Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Timur Tengah Sekitar US$1,07 miliar.
Jika ditarik ke total kegiatan perdagangan RI ke seluruh dunia, perdagangan dengan Timteng memakan pangsa sekitar 3,99% dari total nilai perdagangan barang internasional Indonesia di 2023.
Baca Juga: Ekonom Proyeksi Neraca Dagang Maret Surplus US$1,57 M
Sementara, nilai ekspor dan impor Timteng tersebut mencapai masing-masing sebesar 3,50% terhadap total ekspor dan 4,57% terhadap total impor Indonesia di tahun lalu.
“Tiga negara di kawasan Timteng dengan nilai perdagangan (ekspor-impor) terbesar dengan Indonesia adalah Arab Saudi (US$6,15 miliar), Uni Emirat Arab (US$5 miliar), dan Oman (US$2,19 miliar),” paparnya.
Tiga komoditas utama yang Indonesia ekspor ke Arab Saudi adalah kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewani/nabati, serta kayu dan barang dari kayu. Sedangkan, komoditas utama yang Indonesia impor dari Arab Saudi adalah bahan bakar mineral, bahan kimia organik, serta plastik dan barang dari plastik.
Kemudian, tiga komoditas utama yang Indonesia ekspor ke UEA adalah logam mulia dan perhiasan/permata, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewani/nabati. Sedangkan, komoditas utama yang Indonesia impor dari UEA adalah bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan/permata, serta aluminium dan barang daripadanya.
Terakhir, tiga komoditas utama yang Indonesia ekspor ke Oman adalah lemak dan minyak hewani/nabati, kendaraan dan bagiannya, serta bahan bakar mineral. Sedangkan, komoditas utama yang Indonesia impor dari Oman adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, serta bahan kimia organik.