25 Juli 2025
09:54 WIB
BPS: Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Turun Jadi 23,85 Juta Orang Per Maret 2025
Angka ini turun dari jumlah penduduk miskin Indonesia pada bulan September 2024 yang berada di kisaran 24,06 juta orang.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Seorang Ibu dan anaknya (tengah) duduk di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (3/1/2025). Antara Foto/Aprillio Akbar
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Ateng Hartono melaporkan, jumlah masyarakat miskin di Indonesia mengalami penurunan menjadi 23,85 juta orang pada Maret 2025.
"Maret 2025, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta orang, atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024," ujar Ateng dalam Berita Rilis Statistik, Jumat (25/7).
Adapun dari sisi presentase penduduk miskin terhadap populasi atau total penduduknya pada Maret 2025 mencapai 8,47%, turun sebesar 0,1% poin dibandingkan bulan September 2024 lalu.
Baca Juga: Mahfud Nilai Angka Kemiskinan Indonesia Tinggi
Sebelumnya, BPS menunda perilisan data profil kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Semester I/2025 di Indonesia. Awalnya, rilis berita resmi statistik tersebut dijadwalkan berlangsung pada Selasa (15/7) pukul 11.00 WIB.
BPS menyebut alasan pembatalan dilakukan untuk penyesuaian, demi menghadirkan data dan informasi statistik yang lebih akurat dan tepercaya bagi pengguna data.
“Dalam rangka memastikan ketepatan dan kualitas data, Badan Pusat Statistik akan menunda waktu rilis angka kemiskinan dalam beberapa waktu yang akan kami umumkan segera,” tulis BPS dalam pengumuman melalui laman resmi bps.go.id.
Perbedaan Data
Sedikit mengingatkan, terdapat perbedaan data antara BPS dengan Bank Dunia soal kemiskinan. Data BPS per 2024 mencatat jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai Rp24,06 juta jiwa atau sekitar 8,57% dari total penduduk.
Sementara Bank Dunia menyebut penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan mencapai 171,8 juta jiwa atau sekitar 60,3% dari total penduduk.
Bank Dunia sebelumnya sempat merilis penjelasan khusus, mengenai perbedaan data kemiskinan yang dimiliki. Kondisi tersebut, disebabkan oleh perbedaan standar penghitungan kemiskinan.
Hitungan Bank Dunia yang dimuat dalam laporan The World Bank’s Updated Global Poverty Lines: Indonesia, garis kemiskinan RI per Juni 2025 sebesar US$8,30 per hari atau setara Rp1,51 juta per bulan.
Penetapan ini dihitung menggunakan standar penghitungan kemiskinan untuk negara-negara berpendapatan menengah ke atas dengan paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) 2021.
Sementara jika dihitung berdasar standar untuk negara menengah ke bawah dengan PPP 2021, garis kemiskinan Indonesia ditetapkan sebesar US$4,20 per hari atau sekitar Rp765 ribu per bulan.
Baca Juga: BPS Tunda Rilis Data Kemiskinan RI, Celios: Takut Polemik!
Patokan itu lebih tinggi dibandingkan dengan penghitungan menggunakan standar PPP 2017, di mana untuk kemiskinan ekstrem atau untuk negara berpendapatan rendah, ditetapkan sebesar US$1,90 per hari.
Oleh karena itu jika diperumpamakan dalam satu ruangan terdapat 10 orang Indonesia secara acak, mengacu patokan perhitungan Bank Dunia, ada sekitar 6 orang yang merupakan masyarakat miskin. Sedangkan, mengacu patokan perhitungan data BPS, hanya ada 1 orang yang tergolong masyarakat miskin.