c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

02 Mei 2025

09:57 WIB

BPS: Inflasi Bulanan Indonesia Melambat Jadi 1,17%

Inflasi April 2025 lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 1,65% (mtm), namun lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang sebesar 0,25% (mtm).

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p>BPS: Inflasi Bulanan Indonesia Melambat Jadi 1,17%</p>
<p>BPS: Inflasi Bulanan Indonesia Melambat Jadi 1,17%</p>

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini melaporkan Indonesia mengalami inflasi 1,17% (mtm) pada April 2025, Jakarta, Jumat (1/5). Tangkapan layar

JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini melaporkan, Indonesia mengalami  terjadi inflasi sebesar 1,17% secara bulanan pada April 2025.

“Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17% secara bulanan atau month-to-month (mtm), atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 107,22 poin pada Maret 2025 menjadi 108,47 poin pada April 2025,” ujar Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat (2/5).

Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 1,65%, Tarif Listrik Jadi Biang Kerok

Dia melaporkan, inflasi April 2025 lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 1,65% (mtm), namun lebih tinggi dibandingkan April 2024 yang sebesar 0,25% (mtm).

Dalam kesempatan yang sama, Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 1,95% (year-on-year/yoy). Sementara itu, inflasi nasional tahun kalender sebesar 1,56% (year-to-date/ytd).

Pudji menyebutkan, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga menjadi kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi bulanan terbesar selama April 2025. Kelompok tersebut menyumbang inflasi sebesar 6,60% (mtm) dan memberikan andil inflasi sebesar 0,98%.

Lebih rinci, komoditas yang menyumbang andil inflasi pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga adalah tarif listrik, yang memberikan andil inflasi sebesar 0,97%. 

Selain itu, harga emas perhiasan yang datang dari komoditas lain juga ikut naik dengan memberikan andil inflasi 0,16%. Kemudian, harga bawang merah, cabai merah, dan tomat naik sepanjang April 2025, sehingga memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,06%, 0,04%, dan 0,03%.

Di sisi lain, komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada April 2025, di antaranya cabai rawit dengan andil deflasi 0,08%. Lalu, harga daging ayam ras dan telur ayam ras yang menurun memberikan andil deflasi, masing-masing sebesar 0,06% dan 0,04%.

Pudji menyampaikan, menurut komponen, seluruh komponen harga mengalami inflasi secara bulanan.  

"Inflasi yang... terjadi pada April 2025 sebesar 1,17%, utamanya didorong oleh inflasi komponen harga yang diatur pemerintah," sebutnya.

Dia menguraikan, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 5,21% (mtm), dengan andil inflasi sebesar 0,98%. 

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen harga diatur pemerintah mencakup tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.

Berikutnya, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,31% dengan andil inflasi sebesar 0,20%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi untuk komponen inti adalah emas perhiasan dan mobil.

Adapun, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm), dengan andil deflasi sebesar 0,01%. 

"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada komponen harga bergejolak ini adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis," sebutnya.

Inflasi Menurut Wilayah
Lebih lanjut, Pudji menyampaikan, hampir sebagian besar wilayah Indonesia mengalami inflasi. Inflasi terjadi di 37 provinsi, dan satu provinsi sisanya mengalami deflasi.

Adapun inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,77% (mtm), sementara deflasi terdalam terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 0,90% (mtm).

"Secara bulanan, hampir seluruh provinsi mengalami inflasi, kecuali pada provinsi Papua Pegunungan yang mengalami deflasi sebesar 0,90%, dan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat yaitu 1,77%," ungkap Pudji. 

Sedangkan di Pulau Jawa, inflasi terendah terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,93% (mtm), kemudian inflasi tertinggi terjadi di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 1,67% (mtm).

Lalu, inflasi terendah di wilayah Kepulauan Bali-Nusra terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 0,22% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bali sebesar 0,73% (mtm).

Di pulau Kalimantan, inflasi terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 0,45% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 1,08% (mtm).

Di Pulau Sulawesi, inflasi terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,89% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 1,75% (mtm).

Selanjutnya, di kepulauan Sumatera, inflasi terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,59% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,77% (mtm).

Terakhir, di kepulauan Maluku-Papua, deflasi terdalam terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 0,90% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 1,33% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar