c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

02 Desember 2024

11:31 WIB

BPS: Bawang Merah Dan Tomat Sebabkan Inflasi November 0,03%

Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,30% (month-to-month/mtm) pada November 2024. Terjadi kenaikan IHK dari 106,01 poin pada Oktober 2024 menjadi 106,33 poin pada November 2024.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>BPS: Bawang Merah Dan Tomat Sebabkan Inflasi November 0,03%</p>
<p>BPS: Bawang Merah Dan Tomat Sebabkan Inflasi November 0,03%</p>

Sejumlah buruh tani mengangkut bawang merah hasil panen di area persawahan Desa Ngasem, Kediri, Jawa Timur, Kamis (11/7/2024). Antara Foto/Prasetia Fauzani

JAKARTA - Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,30% (month-to-month/mtm) pada November 2024. Dengan demikian, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK), dari 106,01 poin pada Oktober 2024 menjadi 106,33 poin pada November 2024.

Sementara itu, untuk inflasi tahunan menjadi 1,55% (year-on-year/ yoy). Sementara inflasi nasional sepanjang tahun berjalan mencapai 1,12% (year-to-date/ytd).

“Inflasi bulanan pada November 2024 lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, tetapi masih lebih rendah jika kita bandingkan dengan November 2023,” katanya dalam Konferensi Pers Rilis BPS, Jakarta, Senin (2/12).

Baca Juga: Usai 5 Bulan Deflasi, BPS: RI Alami Inflasi 0,08% Oktober 2024

BPS mengidentifikasi, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi pada November terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,78% (mtm), dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,22%.

Adapun, komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok tersebut adalah bawang merah dan tomat, yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10%.

Sementara itu, terdapat komoditas lain yang juga memberikan andil pada inflasi di bulan ini, seperti emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,04%, daging ayam ras dan minyak goreng dengan andil inflasi sebesar 0,03%.

"(Selain itu) Bawang putih, ikan segar, Sigarat Kretek Mesin (SKM), tarif angkutan udara, dan kopi bubuk juga memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%," jabarnya.

Lebih lanjut, Amalia menyampaikan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami inflasi. Inflasi terjadi di 33 provinsi, dan 5 provinsi sisanya alami deflasi.

"Sebanyak 33 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 5 provinsi lainnya mengalami deflasi," ungkap Amalia. 

Inflasi tertinggi terjadi di Papua yaitu sebesar 1,41% (mtm). Sementara deflasi terdalam terjadi di provinsi Sulawesi Barat yang sebesar 0,17% (mtm).

Baca Juga: LPS Sebut Inflasi Bersifat Musiman

Adapun di Pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Banten sebesar 0,45% (mtm), kemudian inflasi terendah terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur yang masing-masing sebesar 0,24% (mtm).

Kemudian, inflasi tertinggi di wilayah Kepulauan Bali-Nusra terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,56% (mtm), sedangkan inflasi terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,19% (mtm).

Di pulau Kalimantan, inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 0,5% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Kalimantan Utara sebesar 0,12% (mtm).

Di pulau Sulawesi, inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,46% (mtm), sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,17% (mtm).

Terakhir, di kepulauan Sumatra, inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Selatan sebesar 0,58% (mtm), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Babel sebesar 0,01% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar