c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 November 2024

16:54 WIB

Bos PGE Sebut Panas Bumi Jadi Katalisator Utama Transisi Energi

Pengembangan panas bumi sebagai katalisator utama dalam transisi energi, dinilai bakal menjadikan RI sebagai raksasa energi hijau dunia.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bos PGE Sebut Panas Bumi Jadi Katalisator Utama Transisi Energi</p>
<p id="isPasted">Bos PGE Sebut Panas Bumi Jadi Katalisator Utama Transisi Energi</p>

Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong di  Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (18/1/2023). Antara Foto/Olha Mulalinda

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dalam gelaran COP29 di Baku, Azerbaijan menyoroti pentingnya peran panas bumi sebagai katalisator utama dalam transisi energi dan solusi strategis menghadapi krisis iklim.

Dalam rangka peralihan ke sumber energi yang lebih bersih, Direktur Utama PGE Julfi Hadi lewat keterangan tertulisnya menilai energi panas bumi menjadi sumber yang paling cocok untuk menggantikan peran energi fosil.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar nomor dua di dunia. Sehingga, Nusantara punya tanggung jawab dan peluang besar untuk menjadi pemimpin transisi energi global.

"Dengan karakteristiknya sebagai energi baseload, panas bumi adalah solusi ideal untuk menggantikan bahan bakar fosil, mendorong agenda transisi ke energi bersih dan mengurangi laju perubahan iklim," sebut Julfi, Jumat (15/11).

Baca Juga: Pertamina Andalkan Panas Bumi Untuk Akselerasi Transisi Energi

Tapi di lain sisi, Julfi mengakui ada beberapa tantangan dalam pengembangan panas bumi. Tak heran, dari total potensi panas bumi sebesar 24 GW, yang sudah termanfaatkan hanya sekitar 10%.

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan panas bumi, sambungnya, terdiri dari aspek teknis, regulasi, hingga aspek pembiayaan. Karena itu, butuh kolaborasi dan kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan tersebut.

"Negara-negara di dunia perlu mendorong terciptanya ekosistem yang mendukung pengembangan panas bumi, terutama melalui penguatan sektor keuangan hijau. Investasi yang lebih besar di sektor ini adalah kunci untuk mempercepat transisi menuju masa depan yang lebih bersih," kata dia.

Julfi menambahkan, percepatan pengembangan panas bumi bakal menjadikan Indonesia sebagai raksasa energi hijau dunia. Hal tersebut dinilai selaras dengan peta jalan EBT nasional yang membidik kapasitas terpasang panas bumi sebesar 10,5 GW tahun 2035 mendatang.

"Target ini diharapkan bisa menarik investasi sekitar US$17 miliar-US$18 miliar, berkontribusi hingga US$22 miliar pada PDB, serta menciptakan hingga 1 juta lapangan kerja," ujarnya.

Baca Juga: PT Geo Dipa Hasilkan Energi Bersih Dukung Ketahanan Energi Nasional

Untuk mendukung visi itu, emiten pelat merah berkode saham PGEO tersebut punya komitmen mendongkrak kapasitas terpasang panas bumi hingga 1,5 GW pada tahun 2030 lewat implementasi paradigma baru pengembangan panas bumi yang lebih inovatif dan efisien.

Adapun beberapa pendekatan yang bakal dilakukan PGE mencakup pengembangan bertahap untuk meminimalisir risiko, penerapan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi, hingga menjalin kolaborasi untuk mendongkrak volume dan konsolidasi pasar.

"Termasuk pengembangan bisnis hijau baru seperti hidrogen hijau dan amonia hijau, hingga promosi lokalisasi teknologi dengan mendorong manufaktur lokal komponen utama pembangkit panas bumi," tandas Julfi Hadi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar