c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

03 November 2023

12:49 WIB

Bos OJK: Sektor Perbankan RI Tangguh

Ada dua alasan OJK menilai sektor perbankan tangguh. Salah satunya ditilik dari permodalan yang solid, tercermin dari CAR yang tinggi sebesar 27,41%.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Bos OJK: Sektor Perbankan RI Tangguh
Bos OJK: Sektor Perbankan RI Tangguh
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/dok

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar menyampaikan bahwa sektor perbankan menunjukkan resiliensi dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang tetap positif.

Pasalnya, permodalan perbankan solid, ditinjau dari capital adequacy ratio (CAR) industri perbankan yang tinggi sebesar 27,41%.

"Fungsi intermediasi perbankan berjalan baik dalam menopang perekonomian, baik dari sisi pembiayaan atau perkreditan maupun dalam penghimpunan dana," kata Mahendra dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (3/11).

Baca Juga: BI: Sejumlah Faktor Dorong Penyaluran Kredit Perbankan September

Berdasarkan catatan OJK, pada September 2023, pertumbuhan kredit tercatat 8,96% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp6.837,3 triliun.

Adapun, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi yang tumbuh sebesar 11,19%.

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada September 2023, meningkat sebesar 6,54% menjadi Rp8.147,17 triliun, dengan kontribusi terbesar dari giro yang tumbuh sebesar 9,84%.

"Likuiditas industri perbankan pada September 2023 dalam tingkat memadai dengan risiko kredit yang terjaga baik," ujar Mahendra.

Baca Juga: KYC Perbankan Sebagai Barikade Menelisik Judi Online

Rasio alat likuid (AL) terhadap non core deposit (NCD) dan alat likuid terhadap DPK berada pada 115,37% dan 25,83%, jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,43%.

Pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di sektor riil, sambung Mahendra, telah mendorong penurunan kredit restrukturisasi covid-19 di September 2023 sebesar Rp9,17 triliun, sehingga menjadi Rp316,98 triliun. Begitu pula dengan jumlah nasabah yang mengikuti program ini yang juga menurun. Kini, menjadi 1,32 juta nasabah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar