c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 Mei 2025

18:04 WIB

Bos MIND ID Dekati China Dan Peru, Incar Dominasi Pasar Timah Dunia

MIND ID mengungkapkan Indonesia perlu kerja sama strategis dengan China dan Peru untuk meningkatkan peran pasar timah dunia. Perlu pendekatan khusus agar Indonesia bisa menjadi pemain timah dunia.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bos MIND ID Dekati China Dan Peru, Incar Dominasi Pasar Timah Dunia</p>
<p>Bos MIND ID Dekati China Dan Peru, Incar Dominasi Pasar Timah Dunia</p>
Pekerja menata timah menjadi tupukan seberat sekitar 1000 kg di pabrik PT Timah (Persero) Tbk di Mentok, Bangka. Antara Foto/Maha Eka Swasta/Koz/aa.

JAKARTA - Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) Maroef Sjamsoeddin mengungkapkan, Indonesia harus punya kerja sama strategis dengan China dan Peru meningkatkan perannya dalam pasar timah dunia.


Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Maroef menekankan, Indonesia lewat PT Timah Tbk menjadi salah satu dari tiga negara produsen timah terbesar di dunia. Di samping PT Timah, terdapat Yunnan Tin dari China dan Minsur dari Peru yang juga eksis sebagai perusahaan produsen timah global terbesar.


"Kerja sama strategis antara Indonesia, China, dan Peru perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan peranan dalam pasar global," ucap Maroef di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5).


Baca Juga: Wakil Kepala BKPM Groundbreaking Pengolahan Timah Rp1,2 T di Batam


Sebagai salah satu produsen timah terbesar, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama di dunia. Apalagi, sampai saat ini belum ada komoditas yang dapat menyubstitusikan timah, sehingga kebutuhan pasar akan komoditas tersebut akan terus meningkat dari tahun ke tahun.


Sebelumnya, PT Timah dikabarkan telah menandatangani kerja sama strategis dengan Yunnan Tin Co., Ltd untuk memperkuat posisi masing-masing perusahaan di pasar global.


Kerja sama yang diteken pada Agustus 2024 silam itu difokuskan pada pemanfaatan sumber daya mineral, teknologi peleburan dan pemurnian, perdagangan internasional, sharing knowledge, hingga pengembangan produk hilir.


Maroef menambahkan, Indonesia pada 2023 lalu telah berkontribusi hingga 17,5% atas pasokan timah dunia dengan produksi yang tercatat mencapai 65.000 ton.


Adapun untuk produksi timah global periode tersebut berada di angka 371.380 ton, dengan konsumsi timah yang tercatat sebesar 359.180 ton.


Baca Juga: ESDM Sayangkan PT Timah Tak Pernah Capai Target Produksi Sejak 2020


Sayangnya, Maroef mengungkapkan, produksi timah di Indonesia mengalami penurunan dari 65.000 ton menjadi hanya sebesar 45.000 ton di 2024.


"Pada tahun 2024, produksi Indonesia menurun dari 65.000 ton menjadi 45.000 ton, sehingga berkontribusi hanya sekitar 12% dari pasokan timah dunia," katanya.


Menurunnya produksi timah di Indonesia kemudian berdampak pada naiknya harga komoditas tersebut di tingkat dunia dari rerata US$26.583 per ton di 2023 menjadi US$31.164 ton pada 2024.


"Hal tersebut membuktikan pengaruh (signifikan) pasokan timah Indonesia terhadap pasar global," tandas Maroef.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar