25 Februari 2025
08:54 WIB
Bos MIND ID: Danantara Bagian Transformasi BUMN
Kehadiran Danantara dinilai sebagai bagian dari transformasi BUMN dalam mengoptimalkan aset negara agar mampu memberikan nilai tambah berlipat ganda bagi perekonomian Indonesia.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Jl.RP. Soeroso, Menteng, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir
JAKARTA - Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) Hendi Prio Santoso menyambut hangat kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebagai lembaga yang bertugas mengoptimalkan aset dan mengelola investasi perusahaan pelat merah.
MIND ID sendiri diketahui masuk menjadi salah satu Anggota BPI Danantara bersama PT Pertamina, PT PLN, Bank Mandiri, BNI, BRI, serta PT Telkom Indonesia. Hendi meyakini, kelahiran BPI Danantara merupakan bagian dari agenda transformasi BUMN.
"Hadirnya Danantara adalah bagian dari transformasi BUMN dalam mengoptimalkan aset negara agar mampu memberikan nilai tambah berlipat ganda bagi perekonomian Indonesia," ujar Hendi lewat keterangan tertulis, Senin (24/2).
Baca Juga: Danantara Dan Peluang Percepatan Transisi Energi Indonesia
Dengan pengelolaan yang lebih strategis, Hendi berharap Danantara mampu menjadi akselerator untuk mendongkrak daya saing industri yang berbasis pada sumber daya alam, hingga berperan dalam kesuksesan program hilirisasi di Indonesia pada masa yang akan datang.
Di lain sisi, Hendi menegaskan MIND ID secara konsisten terus menjalankan mandat pengelolaan cadangan mineral dan batu bara hingga ke tahap pemurniannya secara terintegrasi untuk mendongkrak kinerja perusahaan dan berkontribusi pada penerimaan negara.
"Dengan komitmen kuat terhadap hilirisasi dan industrialisasi, kami yakin bahwa pendirian Danantara ini juga akan membawa dampak nyata bagi kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan," katanya.
Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Istana Negara menyampaikan Danantara bukan sekadar pengelola investasi, melainkan instrumen pembangunan nasional yang akan mengubah cara Indonesia dalam mengelola kekayaan alam.
Efisiensi anggaran yang ramai diberitakan belakangan ini, sambung Prabowo, berhasil membuat pemerintah mengamankan lebih dari Rp300 triliun untuk disuntikkan ke BPI Danantara yang rencananya bakal diinvestasikan bagi sekitar 20 proyek hilirisasi dan industrialisasi.
Anggaran yang nilainya nyaris mencapai US$20 miliar itu dijelaskan Prabowo berasal dari tabungan negara, dana yang terhambat inefisiensi, korupsi, hingga belanja kementerian/lembaga yang menurutnya kurang tepat sasaran
"Kini dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara Indonesia, diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional sebagai bagian dari industrialisasi dan hilirisasi kita," terang Kepala Negara.
Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Danantara Dikelola Secara Transparan
Secara gamblang, RI 1 juga bakal meneruskan program hilirisasi. Prabowo menyebut pemerintahannya masih tak akan mentolerir ekspor bahan mentah, melainkan harus diolah minimal menjadi barang setengah jadi di dalam negeri.
Pengolahan bahan mentah lewat hilirisasi akan menciptakan nilai tambah yang signifikan, menciptakan manfaat nyata, lapangan kerja yang bermutu, dan kemakmuran berjangka panjang.
“Kita tidak mau lagi menjual sumber alam kita murah, kita tidak mau jadi sumber raw material bagi bangsa lain," tegas Prabowo Subianto.