c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

01 Oktober 2025

19:30 WIB

Bos KPI Siapkan Uji Operasi RFCC Pada RDMP Balikpapan

Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menggenjot penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dirancang sebagai instrumen penguat ketahanan energi nasional.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bos KPI Siapkan Uji Operasi RFCC Pada RDMP Balikpapan</p>
<p>Bos KPI Siapkan Uji Operasi RFCC Pada RDMP Balikpapan</p>
Proyek RDMP Kilang Pertamina Balikpapan. ANTARA/HO-KPB

JAKARTA - PT Pertamina lewat Subholding Refinery and Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menggenjot penyelesaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang dirancang sebagai instrumen penguat ketahanan energi nasional.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menjelaskan, saat ini pihaknya memasuki fase krusial menuju uji coba peralatan (commissioning), serta awal pengoperasian kilang (start-up) pada RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe.

"Tahap ini menjadi penentu keberhasilan proyek dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas bahan bakar minyak (BBM)," ujar Taufik lewat keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (1/10).

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Akuisisi 14% Saham Patra SK

Sebagai prioritas utama dalam proyek RDMP Balikpapan, Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) menjadi unit prioritas utama yang direncanakan bisa beroperasi pada kuartal IV/2025. Unit tersebut dirancang bisa mengubah residu menjadi produk bernilai tinggi dengan kapasitas sekitar 90 ribu barel per hari.

Taufik menjelaskan, KPI telah memasukkan catalyst ke dalam penampung (hopper) pada fase persiapan Agustus 2025 lalu. Kegiatan itu merupakan tahap krusial sebelum unit RFCC memasuki fase initial start-up.

"Nantinya, unit RFCC ini akan menambah produk hasil pengilangan yaitu gasoline, LPG, dan bahan baku plastik propylene," tambah dia.

Dia juga menyebut, sampai pekan keempat September 2025, proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe telah mencapai progres 96,5%. Sejumlah fasilitas utama RDMP Balikpapan pun telah memasuki fase start-up, seperti revamping pengolahan minyak mentah, fasilitas gas Senipah, hingga fasilitas tangki penyimpanan crude.

Fasilitas lain yang telah dioperasikan ialah Single Point Monitoring dan pipeline Lawe-Lawe, serta berbagai utilitas utama seperti Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), cooling tower, gas turbine generator, dan tangki penyimpanan feed RFCC.

Unit pendukung lain seperti pembangkit listrik, penghasil steam, sistem pendingin, jalur pipa minyak mentah dari Terminal Lawe-Lawe, hingga cerobong api untuk membakar gas buang juga telah disiapkan oleh Kilang Pertamina Internasional.

"Baru-baru ini, KPI juga telah berhasil mengoperasikan unit baru Saturated LPG Treater. Unit ini berfungsi membersihkan LPG hasil proses kilang dari zat pengotor, terutama sulfur yang berbau dan bersifat korosif," kata Taufik.

Baca Juga: Kilang Kelolaan Pertamina Topang 70% Kebutuhan BBM Dalam Negeri

Proyek RDMP Balikpapan memiliki target dapat meningkatkan produk LPG yang awalnya 48 ribu ton/tahun menjadi 384 ribu ton/tahun. Kenaikan sebesar 336 ribu ton/tahun ini berpotensi menurunkan impor LPG sekitar 4,9%.

Di samping itu, proyek RDMP Balikpapan juga bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel/hari menjadi 360 ribu barel/hari, meningkatkan kualitas produk dari standar setara Euro 2 menjadi Euro 5, dan mendongkrak kompleksitas kilang dalam rangka mendorong efisiensi operasional dan memperluas jangkauan produk.

Tak sekadar memperkuat ketahanan energi, RDMP Balikpapan disebutnya juga berkontribusi terhadap perputaran ekonomi daerah dan nasional. Taufik mengatakan RDMP Balikpapan bakal berperan dalam penambahan PDB maupun PDRB di daerah.

"Termasuk memberikan multiplier effects yang luar biasa, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru dan berbagai peluang usaha lainnya," tandas Taufik.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar