04 Maret 2024
12:03 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Utama Aset Digital Indonesia (Bittime) memproyeksikan harga aset kripto Bitcoin akan melanjutkan penguatan dan menyentuh level US$80.000 atau sekitar Rp1,2 miliar.
“Melihat situasi yang positif saat ini, tim riset Bittime memperkirakan harga Bitcoin mampu terus menguat hingga ke level US$80.000 atau sekitar Rp1,2 miliar. Kami menilai penguatan akan kembali terjadi usai Bitcoin Halving, seperti pada historikal sebelumnya,” ujar CEO Bittime Ryan Lymn di Jakarta, Senin (3/4), dikutip dari Antara.
Selain Bitcoin Halving, dia menjelaskan terdapat faktor lain yang menopang kondisi bullish Bitcoin. Antara lain adopsi institusional, kombinasi kondisi ekonomi dunia, kebijakan moneter, dan tren makroekonomi.
Baca Juga: Pertama Kali Sejak 2021, Bitcoin Hampir Sentuh Rp1 M Tadi Malam
“Para investor aset kripto semakin paham terkait Bitcoin Halving dan bagaimana efeknya secara historis sejak 2012. Sementara dari sisi kebijakan moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya, yang dinilai bisa menjadi katalis positif untuk Bitcoin,” ujar Ryan.
Saat suku bunga turun, lanjutnya, Bitcoin akan menarik investor untuk memarkirkan dananya, karena dianggap sebagai lindung nilai (hedging) terhadap sistem keuangan tradisional dan memiliki sifat kelangkaan ketika Halving semakin dekat.
“Konsensus memperkirakan adanya tiga kali penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada 2024, yang menjadi indikasi pandangan yang lebih bullish untuk pasar, salah satunya aset kripto,” ujar Ryan.
Dia menjelaskan, sudah terjadi tiga kali Bitcoin Halving sepanjang sejarah. Pertama, pada 28 November 2012 yakni block reward atau imbalan penambang yang awalnya 50 BTC turun menjadi 25 BTC.
Kemudian, Halving kedua pada 9 Juli 2016 saat imbalan penambang dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC. Ketiga, Halving pada 11 Mei 2020 dengan imbalan penambang dipangkas dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC.
Baca Juga: Tokocrypto Ungkap Faktor Pendorong Industri Kripto 2024
Dari sisi adopsi institusional, lanjutnya, saat ini terdapat 11 ETF Bitcoin spot yang telah disetujui untuk diperdagangkan, yang mendorong aliran dana masuk signifikan dari institusi keuangan yang sebelumnya berkecimpung di pasar modal.
Sebagai informasi, pada Rabu (28/02), harga aset kripto Bitcoin mencetak rekor baru setelah menembus level Rp900 juta. Rekor ini terjadi sebelum Bitcoin Halving yang diperkirakan pada April 2024.
“Pada Rabu lalu, volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan sempat mencetak rekor setelah mencapai angka US$7,79 miliar atau sekitar Rp120 triliun, adalah salah satu indikator baru yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar aset kripto,” ujar Ryan.