c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

31 Oktober 2024

20:21 WIB

Bitcoin Tunjukkan Tren Positif, Kini Dekati ATH di Level US$73.750

Peluang Bitcoin mencetak rekor baru semakin terbuka, didukung berbagai sinyal bullish yang memperkuat tren kenaikan harga saat ini, yakni proyeksi penurunan suku bunga The Fed serta hasil Pilpres AS.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Bitcoin Tunjukkan Tren Positif, Kini Dekati ATH di Level US$73.750</p>
<p id="isPasted">Bitcoin Tunjukkan Tren Positif, Kini Dekati ATH di Level US$73.750</p>

Ilustrasi koin kripto. Dok Gemini

JAKARTA - Harga Bitcoin terus menunjukkan tren positif dan mendekati all-time high (ATH) sebelumnya di level US$73.750 atau sekitar Rp1,15 miliar. Tokocrypto menilai, peluang Bitcoin untuk mencetak rekor baru semakin terbuka, didukung oleh berbagai sinyal bullish yang memperkuat tren kenaikan harga saat ini.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengungkapkan, tren kenaikan harga kripto pada Oktober atau Uptober terlihat kembali terjadi di 2024, didukung oleh sentimen positif dan katalis makroekonomi yang kuat. 

Momentum bullish pada Bitcoin selama Oktober ini sejalan dengan fenomena Uptober, di mana harga Bitcoin biasanya mengalami kenaikan signifikan pada bulan ini.

“Selain faktor teknis seperti pola cup and handle, antusiasme terhadap ETF Bitcoin Spot yang diantisipasi menyumbang pada tren ini. Ketertarikan investor institusional yang tinggi memperkuat keyakinan akan potensi bullish jangka panjang bagi Bitcoin, sehingga tren Uptober kembali mencuat di pasar,” jelasnya dalam pernyataan tertulis, Jakarta, Kamis (31/10).

Pantauan Validnews, pada Kamis (31/10) pukul 15.17 WIB, bitcoin bergerak turun 0,28% dalam 24 jam terakhir ke nilai US$72,291.

Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global berada di zona merah atau turun 0,54% selama 24 jam terakhir menjadi US$2,42 triliun. Adapun, total volume pasar kripto selama 24 jam terakhir menurun 17,39% menjadi kisaran US$85,21 miliar.

Di samping itu, harga Bitcoin sempat mencapai US$73.400 sebelum terkoreksi ke US$72.274 pada Rabu (30/10). Namun, dengan dominasi Bitcoin yang kuat di pasar serta lonjakan volume transaksi harian hingga 14,86%, minat investor semakin terlihat jelas.

Baca Juga: Ini Dia 22 Perusahaan yang Siap Jadi Pedagang Fisik Aset Kripto

"Dominasi BTC yang mencapai 58,7% serta arus masuk ETF BTC yang mencatatkan angka sebesar US$870,02 juta pada 29 Oktober memperkuat potensi untuk masuk ke fase price discovery sebelum penutupan bulan ini," ujarnya.

Fyqieh juga menambahkan, formasi pola teknikal cup and handle yang sudah terbentuk merupakan sinyal bullish klasik yang mendukung kenaikan harga.

"Jika momentum ini terus berlanjut, target ATH (Bitcoin) di atas US$75.000 sangat realistis untuk tercapai sebelum akhir bulan ini," tambahnya.

Katalis Pemilu AS dan FOMC Dorong Potensi ATH Baru
Sementara ini, Fyqieh melihat ada beberapa katalis kuat di pekan depan yang dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi. Yakni, momentum menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November dan pertemuan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 7 November nanti.

“Faktor makroekonomi, seperti laporan pengangguran AS yang menunjukkan melemahnya pasar tenaga kerja, bisa berpengaruh besar terhadap kebijakan suku bunga (The Fed),” jelasnya.

Menurutnya, pelemahan data tenaga kerja dapat mendorong permintaan aset berisiko, termasuk Bitcoin. Sentimen pasar terhadap Bitcoin juga semakin didorong oleh antusiasme investor terhadap ETF Bitcoin spot.

QCP Capital melaporkan, terjadi lonjakan open interest Bitcoin mencapai US$44,44 miliar, yang diiringi oleh kinerja pasar ekuitas yang kuat, menunjukkan potensi bullish yang berkelanjutan. 

Meski begitu, Fyqieh mengingatkan akan risiko koreksi jika pasar mengalami pembalikan secara tiba-tiba.

Dampak Kebijakan Suku Bunga dan Pilpres AS Terhadap Bitcoin
Fyqieh menyebutkan, pemilu AS dan keputusan FOMC akan berdampak signifikan terhadap harga aset kripto saat ini, terutama Bitcoin. 

Ia mengungkapkan, pemilu AS sering kali memicu volatilitas di pasar, dan bila kandidat pro-kripto terpilih, ekspektasi regulasi yang mendukung bisa memperkuat permintaan aset digital ini.

Baca Juga: Kian Digandrungi, Kripto Jadi Pilihan Investasi Anak Muda

Adapun, investor kripto juga ikut mengantisipasi keputusan FOMC terkait suku bunga acuan teranyar. Jika suku bunga dipangkas atau dipertahankan, pihaknya optimistis menyebut, akan menjadi sinyal positif bagi Bitcoin sebagai lindung nilai (hedging) terhadap inflasi.

"Namun, jika FOMC menaikkan suku bunga secara agresif, tekanan pada aset kripto bisa meningkat karena investor mungkin beralih ke aset yang lebih aman," ujarnya.

Menyoal prediksi pasca-pilpres AS, Fyqieh menambahkan, kemenangan Trump dapat membawa kebijakan yang lebih ramah terhadap pasar kripto, termasuk dukungan terhadap ETF Bitcoin Spot.

“Jika suku bunga juga kembali dipangkas, investor kemungkinan akan lebih banyak beralih ke aset kripto sebagai pelindung nilai,” ungkap Fyqieh.

Dia memproyeksi, kombinasi katalis kemenangan Trump dan penurunan suku bunga acuan The Fed bisa membawa harga Bitcoin ke kisaran US$75.000-80.000 atau sekitar Rp1,17-1,25 miliar dalam beberapa bulan mendatang.

"Potensi Bitcoin untuk mencapai ATH baru cukup besar, namun kami tetap menyarankan investor untuk waspada terhadap kemungkinan koreksi yang bisa mengganggu momentum in," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar