c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 Mei 2025

20:23 WIB

Bitcoin Cetak Rekor Baru! Sentimen Positif Bawa BTC Sentuh Rp1,73 M

Bitcoin kembali melonjak mendekati level US$105.000 atau sekitar Rp1,73 miliar hari ini (14/5), setelah sempat terkoreksi. Melonjaknya harga Bitcoin didorong oleh serangkaian sentimen positif.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bitcoin Cetak Rekor Baru! Sentimen Positif Bawa BTC Sentuh Rp1,73 M</p>
<p>Bitcoin Cetak Rekor Baru! Sentimen Positif Bawa BTC Sentuh Rp1,73 M</p>
Ilustrasi mata uang kripto. Antara/Shutterstock

JAKARTA - Bitcoin kembali melonjak mendekati level US$105.000 atau sekitar Rp1,73 miliar (kurs Rp16.534,10 per dolar AS) pada hari ini (14/5), setelah sempat terkoreksi ke level US$101.000 beberapa saat sebelumnya. Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, melonjaknya harga Bitcoin hari ini didorong oleh serangkaian sentimen positif.

"Sentimen ini datang dari data inflasi CPI Amerika Serikat menunjukkan angka lebih rendah dari perkiraan, pernyataan optimistis dari Presiden Trump, serta berita bahwa Coinbase resmi bergabung dengan indeks S&P 500," kata Fahmi dalam pernyataan resmi, Jakarta, Rabu (14/5).

Baca Juga: Bitcoin Naik 14% Gara-Gara ETF Spot, Bagaimana Nasibnya Di Mei?

Alhasil, harga Bitcoin sempat menyentuh US$104.700, sementara Ethereum sempat melonjak 9% ke US$2.700 dan memimpin kenaikan altcoin lainnya.

Selain itu, saham AS seperti Coinbase (COIN) pun meroket 24% karena diprediksi akan menerima aliran dana baru hingga US$16 miliar dari perusahaan-perusahaan pengelola dana yang mengikuti indeks S&P 500.

Sementara itu, pasar saham AS juga ditutup menguat pada Selasa (13/5), dengan S&P 500 naik 0,7% dan mencatat kinerja positif untuk tahun ini, pertama kalinya sejak Februari 2025. 

Menghijaunya pasar Saham AS ini didorong oleh lonjakan saham teknologi seperti Palantir (naik 8,1%), Super Micro Computer (16%), Tesla (4,9%), dan Nvidia (5,6%). 

Nasdaq pun turut menguat 1,6%. Sementara itu, Dow Jones turun 0,6% akibat penurunan saham UnitedHealth sebesar 18% setelah CEO-nya mengumumkan pengunduran diri.

Fahmi mengatakan, terdapat optimisme investor di pasar kripto dan saham AS yang turut dipicu oleh laporan inflasi CPI yang menunjukkan penurunan ke 2,3%, lebih rendah dari ekspektasi ekonom di 2,4%, serta merupakan angka terendah sejak 2021.

“Terlepas dari ketidakpastian terkait dampak kebijakan dagang Presiden Trump yang masih membayangi, perkembangan tersebut menggambarkan kondisi ekonomi AS yang masih cukup solid,” kata Fahmi.

Dari sisi kebijakan, kesepakatan dagang terbaru AS dengan Inggris dan China, serta pelonggaran tarif barang bernilai rendah de minimis dari China, turut memberi sinyal positif bagi pasar.

Investor Masih Berhati-Hati
Meski begitu, Fahmi menilai, investor terlihat masih cukup berhati-hati di tengah tren positif yang terjadi saat ini, terlihat dari kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai sebesar 0,6% ke US$3.240,30.

"Investor tradisional AS juga terlihat melakukan profit taking dan hold pada investasi Bitcoin mereka yang direfleksikan oleh aliran dana masuk neto pada instrumen ETF Bitcoin spot sebesar US$91,4 juta pada Selasa kemarin, menyudahi tren netflow positif beruntun pada instrumen tersebut selama empat hari sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga: OJK Ungkap Nilai Transaksi Kripto Maret 2025 Melesu Jadi Rp32,45 Triliun

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan, pasar mungkin akan membutuhkan katalis baru untuk melanjutkan reli yang ada saat ini. Meskipun tren positif yang ada khususnya di pasar kripto masih terlihat cukup solid di area harga US$106.000.

Menurutnya, hal ini berpotensi menjadi resistance yang cukup sulit untuk dilewati di tengah potensi kenaikan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan tarif Trump yang masih membayangi optimisme pasar saat ini.

“Perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan AS yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi, disahkannya kebijakan pro-kripto AS yang memiliki dampak signifikan, serta optimisme The Fed untuk menurunkan suku bunga, merupakan beberapa contoh potensi katalis baru yang mungkin dapat berkembang ke depan,” imbuh Fahmi.

Melihat situasi yang ada, terdapat beberapa opsi yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh para investor sesuai dengan preferensi dan tujuan investasi masing-masing.

Fahmi menyarankan, bagi investor yang cenderung konservatif, situasi saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengamankan profit baik sebagian maupun keseluruhan sambil memantau perkembangan lebih lanjut untuk melakukan entry

Sedangkan bagi para investor yang memiliki tujuan jangka panjang, strategi hold atau bahkan buy more seperti yang dilakukan oleh Strategy dengan pembelian Bitcoin senilai US$1,34 miliar baru-baru ini menjadi opsi yang tidak kalah menarik.

"Investor, juga dapat mendiversifikasikan aset kripto maupun Saham AS dengan kapitalisasi dan performa tinggi untuk mengoptimalkan strategi," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar