15 November 2025
13:55 WIB
Bioflok Bisa Jadi Alternatif Penghasilan Nelayan Batam
Budidaya ikan dengan teknologi bioflok bisa menjadi mata pencaharian alternatif selain sebagai nelayan yang fokus pada perikanan tangkap
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi warga pesisir memanen ikan lele hasil budi daya dengan sistem bioflok. Budidaya ikan lele dari program binaan pemberdayaan ekonomi ini berkembang di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Rahmad
BATAM-Budidaya ikan sistem bioflok menjadi salah satu alternatif mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir selain menjadi nelayan. Selama ini, ikan hasil budi daya bioflok berfungsi dengan baik dan ikannya pun layak untuk dikonsumsi. Ini menjadi alternatif dari pekerjaan nelayan yang biasanya tergantung musim dan cuaca.
Kepala Dinas Perikanan Kota Batam Yudi Admajianto mengatakan, program tersebut diharapkan memberi pilihan usaha baru untuk masyarakat.
“Budidaya ikan dengan teknologi bioflok bisa menjadi mata pencaharian alternatif selain sebagai nelayan yang fokus pada perikanan tangkap,” ujarnya di Batam, Sabtu (15/11).
“Bantuan unit bioflok dari Diskan Batam dan pokir (pokok pikiran) dewan ada 137 unit di tahun ini. Namun untuk sebagian masih menunggu pengiriman pompa aerator,” tambahnya.
Yudi menyampaikan, jika seluruh bagian sudah tiba di Batam, kelompok budidaya ikan (pokdakan) dapat mulai menebar benih. “Semoga minggu keempat November sudah siap semua,” kata dia.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Batam Cicik Kurniawati menjelaskan bahwa tahun ini terdapat 16 unit bantuan bioflok khusus untuk wilayah Rempang. Bantuan tersebut diberikan kepada tiga pokdakan. Cicik memprediksikan, panen pertama untuk seluruh unit bioflok diperkirakan berlangsung pada April 2026.
“Di Rempang pembangunan unit bioflok sudah selesai, lalu juga sudah dilakukan penebaran benih, sekarang sudah mulai tumbuh dengan baik,” katanya, dikutip dari Antara.
Ia juga mengatakan bahwa program ini merupakan bantuan pertama yang diterima warga Rempang, setelah tahun sebelumnya tidak ada bantuan serupa. “Lokasinya di dalam Rempang eco city, betul-betul di sebelah perumahan,” ujarnya.
Ia menyebut lokasi bioflok tersebut berada satu area dengan Kampung Nelayan Merah Putih di Tanjung Banun yang juga sedang dalam proses pembangunan.
Baca juga: Nelayan NTT Desak Prabowo Bereskan Kompensasi dari Pencemaran Montara
Kampung Nelayan Merah Putih Dan Upaya Menuntaskan Paradoks Di Pesisir
Hasil Bioflok
Di kesempatan berbeda, Komando Armada (Koarmada) RI bekerja sama dengan Perkumpulan Insan Maritim Andalan (Pima) menyajikan menu Makan Bergizi Gratis untuk siswa setingkat SD dan SMP dengan lauk ikan hasil budi daya bioflok di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan Hari Armada TNI Angkatan Laut yang puncaknya jatuh pada 5 Desember mendatang.
Asisten Potensi Maritim Panglima Koarmada RI Laksamana Pertama TNI Budi Mulyadi mengatakan, pihaknya bersama Pima memanfaatkan ikan hasil budi daya bioflok guna membuktikan kepada masyarakat bahwa metode budi daya ini berfungsi dengan baik dan ikannya pun layak untuk dikonsumsi.
Budi mengatakan Koarmada bersama Pima merupakan pelopor program budi daya ikan dengan metode bioflok untuk nelayan Indonesia.
Dikatakannya, bioflok bisa menjadi alternatif buat penghasilan nelayan kala cuaca di laut sedang tidak kondusif maka dapat dipastikan nelayan akan sulit mendapatkan ikan.
"Dengan bioflok ini, nelayan tetap bisa mendapatkan ikan tanpa harus berlayar ke laut saat cuaca tidak kondusif," kata Budi.
Ke depan, tambah Budi, Koarmada RI dan Pima akan memperluas program bioflok ini agar dapat diadopsi nelayan seluruh Indonesia.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Pima Indonesia Harnoto Darsono mengatakan saat ini pihaknya bersama Koarmada RI sudah berhasil membangun beberapa kolam bioflok di Muara Angke untuk dikelola bersama warga.
Di kolam tersebut, pihaknya menaruh 2.000 gabungan antara bibit ikan lele dan ikan nila. Berkat pengelolaan yang baik dilakukan Koarmada RI, Pima dan warga, kolam tersebut mampu menghasilkan sekitar 1.800 ekor ikan.
"Dari hasil ikan tersebut, kita jadikan lauk untuk program MBG. Ada 170 porsi MBG yang tersedia," kata Harnoto.
Ia menambahkan program ini menjadi percontohan dan diharapkan bisa ditiru seluruh anggota Pima guna meningkatkan kesejahteraan nelayan.