16 Juni 2025
12:16 WIB
Biaya Naik, Penggilingan Padi Minta Penyesuaian HPP Gabah
Pelaku usaha penggilingan padi dan mitra Bulog mengusulkan penyesuaian harga Gabah Kering Giling (GKG). Harga Rp6.500/kg gabah tanpa syarat saat ini telah memengaruhi biaya penggilingan dan HET.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Pekerja mengemas beras di penggilingan padi Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021). Antara Foto/Idhad Zakaria/rwa.
JAKARTA - Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mengungkapkan, saat ini banyak pelaku usaha penggilingan padi yang meminta adanya penyesuaian harga Gabah Kering Giling (GKG).
Permintaan itu diminta pengusaha penggilingan dalam merespons biaya penggilingan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di tingkat konsumen yang mengalami kenaikan. Adapun kenaikan biaya ini disinyalir terpicu kebijakan harga gabah berbagai kualitas yang naik ke Rp6.500 dalam berbagai kualitas dari petani.
“Terkait dengan Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat produsen dan beras medium di tingkat konsumen, pelaku usaha penggilingan dan mitra Bulog mengusulkan penyesuaian harga GKG karena penerapan harga Rp6.500/kg berdampak pada (naiknya) biaya penggilingan dan harga eceran tertinggi beras di tingkat konsumen,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah, Jakarta, Senin (16/6).
Baca Juga: Harga Beras Dunia Turun, Pemerintah Tetap Beli Gabah Petani Rp6.500/kg
Dia menuturkan, harga beras medium saat ini pun sudah memerlukan interevensi, baik di zona I, II, maupun III. Berdasarkan panel harga Bapanas hari ini (16/6), harga jual beras medium nasional berada di angka Rp13.998/kg atau 11,98% di atas HET.
“Ini berada di status perlu intervensi di zona I, II, dan III. Kemudian intervensi juga kita bisa pilih dengan wilayah-wilayah yang angka inflasinya tinggi,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil KSA padi amatan April 2025, BPS mendata, produksi padi April 2025 diperkirakan mencapai 9,09 juta ton GKG, atau turun sebesar 2,68% dibandingkan April tahun lalu. Oleh karena itu, produksi padi selama Januari-April atau Subround I/2025 mencapai 24,33 juta ton GKG atau meningkat sebesar 26,57% dibandingkan Subround I/2024.
Kemudian, potensi produksi padi Mei-Juli 2025 diperkirakan mencapai 13,44 juta ton GKG, atau turun sebesar 1,47% dibandingkan Mei-Juli 2024.
Adapun, produksi padi Januari-Juli 2025 diperkirakan mencapai 37,77 juta ton GKG, atau meningkat sebesar 14,93% dibandingkan Januari-Juli 2024.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah sebesar Rp6.500/kg dengan kondisi apapun.
Ketentuan ini diatur dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 14 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Bapanas Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Melalui beleid tersebut, Bulog diwajibkan untuk membeli GKG dari petani dengan harga HPP Rp6.500/kg tanpa syarat batas kadar air maupun kadar hampa. Hal tersebut juga berlaku bagi perusahaan penggilingan yang harus menyerap gabah petani dengan HPP yang sama.
Baca Juga: Prabowo Bakal Tindak Pihak Yang Enggan Beli Gabah Rp6.500/Kg
Bahkan dari catatan Validnews, Presiden Prabowo telah menegaskan akan menindak tegas pihak manapun yang enggan menyerap gabah senilai Rp6.500/kg. Aturan ini berlaku menurutnya, untuk mencapai swasembada pangan terutama beras.
“Saya mengimbau semua pihak, dari penggilingan padi di daerah-daerah.Ada yang sudah menyesuaikan, tapi ada juga yang masih berani main-main dengan pemerintah Indonesia. Seberapa besar pun penggilingan padi itu, kalau berani main-main, saya akan tindak,” tegas Prabowo, Senin (3/2).