27 November 2023
11:39 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2023 mencapai sebesar Rp8.505,4 triliun atau tumbuh sebesar 3,4% (yoy).
Jumlah uang beredar per Oktober 2023 itu meningkat dibandingkan September 2023. Pada bulan sebelumnya, likuiditas berada di angka Rp8.440 triliun atau tumbuh 6,0% (yoy).
"Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,8% (yoy)," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (27/11).
BI mencatat pada Oktober 2023, komponen uang kuasi dengan pangsa 44,5% dari M2 tercatat senilai Rp3.787,3 triliun. Pertumbuhan uang kuasi disebabkan oleh peningkatan simpanan berjangka, yakni mencakup rupiah dan valuta asing (valas).
Adapun simpanan berjangka pada Oktober 2023 berada di angka Rp2.833 triliun. Jumlah itu tumbuh sebesar 6,4%, setelah tumbuh 6,9% pada September 2023.
Baca Juga: BI Pastikan Kecukupan Uang Layak Edar di Nataru dan Lebaran 2024
Berikutnya, komponen uang beredar sempit (M1) senilai Rp4.691,2 triliun atau tumbuh sebesar 0,1% (yoy) pada Oktober 2023. Bulan sebelumnya, pada September 2023 M1 tumbuh sebesar 4,1% (yoy).
"Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan Tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan Giro Rupiah," tulis laporan BI.
Erwin menjelaskan Tabungan Rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,8% terhadap M1 tercatat mencapai Rp2.193,4 triliun pada Oktober 2023. Angka itu tumbuh sebesar 2,2% (yoy).
Kemudian, uang kartal yang beredar di masyarakat juga mengalami peningkatan. Pada Oktober 2023, uang kartal sebesar Rp863 triliun atau tumbuh sebesar 6,7% (yoy).
Baca Juga: Mengenal Rupiah Digital Yang Diterbitkan BI
Sementara itu, giro rupiah pada Oktober 2023 mencapai senilai Rp1.634,6 triliun. BI mencatat jumlah giro rupiah mengalami kontraksi sebesar 5,5% (yoy), setelah tumbuh 6,9% (yoy) pada September 2023.
Kemudian, dana float uang elektronik pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp11,5 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1. Jumlah itu tumbuh 18% (yoy), setelah tumbuh 16,9% (yoy) pada September 2023.
Erwin menyampaikan faktor utama yang memengaruhi perkembangan M2 pada Oktober 2023 adalah naiknya penyaluran kredit. Dia menyebut penyaluran kredit tumbuh 8,7% (yoy) dan itu relatif stabil dibandingkan September 2023.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh 4,9% (yoy), setelah tumbuh 6% pada September 2023. Sementara tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat kontraksi sebesar 8,8% pada Oktober 2023.