16 November 2023
08:39 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (15/11).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Oktober 2023 sebesar US$3,48 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada September 2023 sebesar US$3,41 miliar.
Baca Juga: BPS: Capai US$3,48 M, Surplus Neraca Perdagangan Bertahan 42 Bulan
Surplus neraca perdagangan Oktober 2023 bersumber terutama dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan non-migas yang mencapai US$5,31 miliar, relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$5,33 miliar.
Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor nonmigas terutama komoditas batu bara, produk logam mulia dan perhiasan, serta produk manufaktur alas kaki dan besi baja.
Baca Juga: Kemendag: Punya Potensi Besar, Kosmetik Lokal Bisa Bantu Neraca Dagang
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.
Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit menurun menjadi US$1,84 miliar pada Oktober 2023 sejalan penurunan impor migas yang lebih dalam dari penurunan ekspornya.