c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

28 Agustus 2023

16:01 WIB

BI: SRBI Jadi Alternatif, Tidak Saingi SBN Pemerintah

Bank Indonesia (BI) memastikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tak akan menjadi saingan SBN milik pemerintah dan berperan sebagai instrumen alternatif untuk memikat modal asing.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

BI: SRBI Jadi Alternatif, Tidak Saingi SBN Pemerintah
BI: SRBI Jadi Alternatif, Tidak Saingi SBN Pemerintah
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto dan jajaran pejabat BI dalam Taklimat Media di Gedung BI, Jakarta, Senin (28/8).

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan instrumen surat utang, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada 15 September 2023. BI meyakini SRBI tidak akan menjadi saingan Surat Berharga Negara (SBN) milik pemerintah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mengatakan, SRBI merupakan instrumen alternatif untuk memikat modal asing. Menurutnya, SRBI juga bertujuan mendorong pendalaman pasar uang stabilisasi nilai tukar rupiah.

"Kompetisi dengan pemerintah saya pikir tidak, karena ini [SRBI] adalah alternatif. Tidak dalam makna yang kompetitif, kita itu saling support," ujarnya dalam Taklimat Media di Gedung BI, Jakarta, Senin (28/8).

Edi pun mengibarat SRBI dapat mengisi 'kekosongan' karena penerbitan SBN oleh pemerintah cenderung menurun. Menurutnya, SRBI menjadi alternatif dari sisi investasi, khususnya untuk strategi investasi yang membutuhkan sifat money market.

Dia menyampaikan di mata negara lain, Indonesia saat ini masih dinilai aman untuk menanamkan modal asing. Oleh karena itu, BI menerbitkan SRBI sebagai instrumen kebijakan moneter yang bisa memikat investor asing.

Baca Juga: Instrumen Baru! BI Akan Terbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia

Lebih lanjut, di tengah ketidakpastian ekonomi global, dan FFR yang diproyeksi akan naik, Bank Indonesia meyakini instrumen investasi baru, yakni SRBI, akan menjadi solusi yang cocok.

Edi menyampaikan BI menilai nantinya, SRBI akan menjadi pilihan investasi yang memikat investor asing. Dia juga mengungkapkan BI sudah berdiskusi dengan berbagai pihak sebelum menerbitkan SRBI. Dia menilai alternatif instrumen investasi itu menjadi poin positif untuk para pemodal.

"Kenapa saat ini? Tentu kita melihat tadi, bahwa pada dasarnya Indonesia itu masih dinilai positif untuk berinvestasi. Asing masih melihat positif terhadap Indonesia, makanya knapa kita bisa menerbitkan ini," kata Edi.

Dorong Stabilitas Rupiah
Saat ini kondisi global mengalami ketidakpastian karena fenomena strong dollar. Itu adalah kondisi di mana menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Itu dikarenakan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The FED), diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR). BI pun telah memprediksi perihal tersebut.

Dengan fenomena strong dollar, itu membuat negara lain cenderung memilih untuk menanamkan modalnya di Amerika karena dinilai lebih aman. Jika demikian, hal tersebut akan mengakibatkan capital outflow atau keluarnya aliran modal asing dari Indonesia ke luar negeri.

"Semua negara memang mengalami dampak strong dollar. Namun kami mencermati, bahwa pada dasarnya Indonesia itu masih cukup optimis dinilai oleh orang asing asing untuk investasi," kata Edi.

Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR 5,75% 

Meski ada kondisi strong dollar, Edi kembali mengatakan negara lain masih melihat Indonesia sebagai negara yang aman untuk ditanamkan modal. Menurutnya, instrumen SRBI turut memberikan ruang untuk mengakomodasi hal tersebut.

Dia menilai, jika investasi asing masuk likuiditas valuta asing akan menjadi lebih baik. Edi menuturkan selain memikat investasi asing, instrumen SRBI juga bertujuan untuk mendukung pendalaman pasar uang.

Sejalan dengan hal tersebut, Edi mengatakan keberadaan SRBI dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Itu Karena SRBI menjadi alternatif instrumen investasi yang mendukung pendalaman pasar uang, serta pengelolaan likuiditas valas.

"Keberadaan SRBI itu bisa support terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, karena dia [SRBI] menjadi alternatif instrumen dan juga tentu support terhadap pendalaman pasar uang," ujar Edi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar