c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

02 Juli 2025

10:40 WIB

BI Siap Jaga Stabilitas Rupiah 2025 Kisaran Rp16.100-16.500 Per Dolar AS

BI siap menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level kisaran Rp16.100-16.500 pada 2025. Prospek ini didukung dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah hingga serta prospek ekonomi RI.

Editor: Khairul Kahfi

<p>BI Siap Jaga Stabilitas Rupiah 2025 Kisaran Rp16.100-16.500 Per Dolar AS</p>
<p>BI Siap Jaga Stabilitas Rupiah 2025 Kisaran Rp16.100-16.500 Per Dolar AS</p>

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, pihaknya siap menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level kisaran Rp16.100-16.500 pada 2025.

Prospek ini didukung oleh komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.

“Selain itu, aliran masuk modal asing yang berlanjut ke negara berkembang, termasuk Indonesia, juga mendorong perkiraan kisaran rupiah tersebut,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Gubernur BI di Jakarta, Selasa (1/7) melansir Antara.

Baca Juga: Menkeu Beberkan Asumsi Makro Semester II/2025, Ini Target PDB-Rupiah

Pada 2026, BI memperkirakan, nilai tukar rupiah akan berada dalam tren menguat di kisaran Rp16.000-16.500 per dolar AS.

Perry menjelaskan, prospek optimis nilai tukar rupiah itu sejalan dengan prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2026 yang mendukung ketahanan eksternal, termasuk ditopang berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan tetap baiknya prospek perekonomian Indonesia dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang ditempuh Bank Indonesia juga mendukung prakiraan tersebut,” ujar Perry.

Dia turut memastikan, BI akan terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi nilai tukar, termasuk intervensi terukur di pasar off- shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, lanjutnya, seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

“Untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Perry.

Dia menilai, kisaran perkiraan rata-rata nilai tukar rupiah tersebut masih dapat sejalan dengan asumsi pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026, meskipun berada di batas bawah kisaran Rp16.500-16.900 per dolar AS.

Meskipun secara fundamental sejumlah faktor diperkirakan akan membawa penguatan terhadap rupiah, Perry tetap mengingatkan, tingginya ketidakpastian perekonomian global termasuk dinamika kebijakan tarif AS dan ketegangan geopolitik dunia masih dapat berpengaruh pula terhadap prospek nilai tukar rupiah ke depan.

BI-Rate Siaga Jaga Inflasi 1,5-3,5%
Pada kesempatan sama, Perry juga menyampaikan, BI mengarahkan kebijakan moneter terkait suku bunga acuan (BI-Rate) untuk mencapai sasaran inflasi di kisaran 2,5 plus minus 1% pada tahun 2025 dan 2026.

Seiring dengan itu, BI telah menurunkan BI-Rate sementara ini sebanyak dua kali sepanjang 2025, yaitu pada Januari dan Mei 2025, dengan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% dan 5,50%.

“Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya,” papar Perry.

Baca Juga: Usai Pangkas Dua Kali, BI Tetap Buka Peluang Penurunan BI-Rate

Pada Juni 2025, dia menjelaskan, BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% seiring tingginya ketidakpastian pasar keuangan di tingkat global.

“Keputusan itu konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

Sebagai informasi, suku bunga acuan atau BI-Rate saat ini berada di level 5,5%, dengan suku bunga deposit facility di level 4,75% dan suku bunga lending facility di level 6,25%.

Sementara itu, BPS melaporkan, inflasi tahunan pada Juni 2025 tercatat 1,87% (yoy), dengan posisi Indeks Harga Konsumen (IHK) di level 108,27 pada Juni 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar