11 Februari 2025
14:37 WIB
BI: Rasio Konsumsi Dan Tabungan Gaji Masyarakat Di Januari 2025 Turun, Cicilan Naik
Rasio masyarakat untuk konsumsi dan menabung dari gaji bergerak menurun pada Januari 2025. Sementara, pembayaran cicilan terpantau naik di saat yang sama
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi Window Shopping. Shutterstock/Asia Images Group
JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan, kondisi keuangan masyarakat untuk konsumsi bergerak menurun pada Januari 2025. Hal ini terlihat dari besaran rasio konsumsi masyarakat terhadap gaji di bulan ini yang bergerak turun 50 basis poin (bps) dibandingkan kondisi di Desember 2024.
“Pada Januari 2025, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) sedikit menurun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu dari 74,1% menjadi 73,6%,” sebut BI dalam Survei Konsumen Januari 2025, Jakarta, Selasa (11/2).
Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan dari gaji bulanan (saving to income ratio) pada saat yang sama ikut menurun dibanding Desember 2024. Hasilnya, proporsi pendapatan yang disimpan bergerak turun tipis 20 bps, yakni dari 15,5% menjadi 15,3%.
Di sisi lain, proporsi pembayaran cicilan/utang dari gaji bulanan (debt to income ratio) pada saat yang sama terpantau mengalami kenaikan 60 bps dibanding Desember 2024. Adapun proporsi pembayaran cicilan/utang dari gaji bergerak naik, yakni dari 10,5% menjadi 11,1%.
Baca Juga: Makan Tabungan, Akankah Jadi Fenomena Berlanjut?
Berdasarkan kelompok pengeluaran, porsi konsumsi Januari 2025 terhadap pendapatan terpantau bergerak cenderung menurun pada semua kelompok pengeluaran. Hanya responden dengan tingkat pengeluaran di kisaran Rp2,1-3 juta/bulan yang mengalami kenaikan, adapun tingkat pengeluaran sisanya mengalami penurunan.
Sementara itu, porsi cicilan terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada seluruh tingkat pengeluaran ketimbang Desember 2024. Kenaikan cicilan paling besar terjadi terhadap pengeluaran gaji sekitar Rp3,1-4 juta/bulan.
Adapun, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi bergerak variatif di semua level pendapatan bulanan. Adapun pendapatan bulanan sebesar Rp2,1-3 juta/bulan dan di atas Rp5 juta terpantau mengalami penurunan ketimbang kelas pendapatan gaji lainnya.
Baca Juga: LPS Rilis Hasil Riset Terkait Indeks Menabung Konsumen Terkini
Rinciannya, dibanding Desember 2024, konsumen tingkat pendapatan Rp1-2 juta/bulan pada Januari 2025, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 75% (turun 170 bps) ; lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 8,4% (naik 100 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,6% (naik 70 bps).
Kemudian, konsumen berpendapatan Rp2,1-3 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 74% (naik 20 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 10,8% (naik 30 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,2% (turun 60 bps).
Lalu, konsumen pendapatan Rp3,1-4 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 70,9% (turun 190 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 13,2% (naik 170 basis poin); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan berkisar 16% (naik 30 bps).
Selanjutnya, konsumen pendapatan Rp4,1-5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 70,9% (turun 170 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 12,7% (naik 100 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,4% (naik 70 bps).
Terakhir, konsumen pendapatan di atas Rp5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 69,4% (naik 80 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 14,1% (naik 100 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,5% (turun 180 bps).