10 Mei 2023
17:04 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan diprakirakan tetap kuat pada April 2023. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2023 sebesar 241,6 poin, terpantau lebih tinggi dibanding IPR Maret 2023 yang mencapai 215,3 poin.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, secara bulanan, kinerja penjualan eceran tercatat tumbuh 12,2% (month to month/mtm).
Pertumbuhan ini pun terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang hanya sebesar 7,0% (mtm).
Peningkatan penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok. Terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi yang tumbuh hingga 12,7% (mtm); Subkelompok Sandang sebesar 17,4% (mtm); serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 13,4% (mtm).
“Sejalan dengan periode Ramadan dan Idulfitri 1444 H, strategi potongan harga yang dilakukan ritel, serta kelancaran distribusi yang mendorong permintaan domestik,” terangnya dalam siaran resmi IPR April 2023, Jakarta, Rabu (10/5).
Jika ditilik secara tahunan, IPR April 2023 tumbuh positif sebesar 1,0% (yoy) dan tetap kuat, meski tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 4,9% (yoy).
Adapun pertumbuhan Maret 2023 yang lebih tinggi disebabkan faktor base effect cukup tingginya penjualan eceran dibanding Maret 2022.
“Karena peningkatan aktivitas masyarakat (Maret 2023), sehubungan tidak terdapat daerah yang berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Indonesia (seperti 2023),” sebutnya.
Baca Juga: BI: Inflasi Tetap Terkendali Meski Ada Idulfitri
Berdasarkan kelompoknya, tetap kuatnya penjualan eceran terutama didukung olen Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat menjadi 59,3 poin dengan pertumbuhan 1,9% (yoy); serta Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya meningkat jadi 96,8 poin yang tumbuh sebesar -3,9% (yoy).
Disusul IPR Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang mencapai 93,8 poin atau tumbuh -9,6% (yoy); begitu pula Suku Cadang dan Aksesori yang menyentuh 116,6 poin atau tumbuh -6,6% (yoy). BI menilai, beberapa kelompok IPR tersebut masih tergolong membaik, meski masih dalam fase kontraksi.
Di sisi lain, IPR Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mencapai 337 poin atau tumbuh 3,9% (yoy). Selanjutnya, IPR Subkelompok Sandang mencapai 102,5 poin atau tumbuh 0,5% (yoy).
Walaupun pertumbuhan ini terpantau masih lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya
“Peningkatan/perbaikan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi; Makanan, Minuman dan Tembakau; serta Suku Cadang dan Aksesori, seiring dengan peningkatan permintaan domestik,” ungkapnya.
Secara kumulatif, sepanjang kuartal I/2023, kinerja penjualan eceran terindikasi tetap tumbuh, meski melambat. Indeks Penjualan Eceran kuartal pertama 2023 tercatat tumbuh sebesar 1,6% (yoy), tetap kuat meski lebih rendah dari 1,9% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan penjualan eceran ditopang oleh peningkatan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 4,8% (yoy) dan didorong perbaikan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya -9,1%, yoy) serta Suku Cadang dan Aksesori (-7,3%, yoy) dibanding kuartal sebelumnya, walaupun masih berada pada fase kontraksi,” jelasnya.
IPR Spasial Maret-April 2023
Bank sentral juga menyampaikan, pada Maret 2023, penjualan eceran secara tahunan dan bulanan tercatat mengalami peningkatan/perbaikan pada mayoritas kota yang disurvei.
Secara tahunan, kota yang tercatat meningkat utamanya terjadi di Kota Bandung (7,3%, yoy), Medan (46,5%, yoy), dan Makassar (13,6, yoy). Sementara itu, Kota Jakarta tercatat masih tumbuh positif sebesar 8,9% (yoy), meski melambat dibanding periode sebelumnya.
Secara bulanan, seluruh kota yang dipantau tercatat mengalami peningkatan maupun perbaikan kinerja penjualan dengan peningkatan tertinggi di Kota Semarang, termasuk Purwokerto, sebesar 19,7% (mom).
“Kota lain yang tercatat meningkat utamanya teriadi di Kota Bandung, Makassar, dan Banjarmasin dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 18,5% (mom),12,2% (mom), dan 9,1 % (mom); berbalik dari periode sebelumnya sebesar -4,9% (mom), -8,6% (mom) dan -4,6% (mom),” ungkap laporan yang sama.
Baca Juga: Bantuan Pangan, Langkah Mitigasi Bapanas Hadapi Inflasi
Pada April 2023, penjualan eceran diprakirakan meningkat/membaik secara tahunan dan bulanan pada beberapa kota cakupan survei.
Secara tahunan, kota yang tercatat mengalami peningkatan yaitu Kota Makassar dan Denpasar ,dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 18,4% (yoy) dan 10,2% (yoy). Sementara Kota Manado mengalami perbaikan menjadi sebesar -7,2% (yoy) dari sebelumnya -9,4% (yoy).
“Secara bulanan, peningkatan penjualan eceran tercatat di beberapa kota dengan peningkatan tertinggi terjadi di Kota Manado (17,5%, mom), diikuti Kota Surabaya (11,9%, mom), Makassar (13,3%, mom), dan Jakarta (2,5%, mom),” katanya.