17 Maret 2023
16:00 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Februari 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru yang tercatat positif sebesar 66,7%.
Capaian pada Februari 2023 ini, berbalik dari perolehan SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat negatif sebesar -7,2%.
“Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” sebutnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (17/3).
Berdasarkan kelompok bank, peningkatan penyaluran kredit baru pada Februari 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank mencakup Bank Umum, Bank Umum Syariah dan Bank Pembangunan Daerah.
Baca Juga: OJK Targetkan Penetrasi Kredit di Atas 35% PDB
Sementara berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada bulan yang sama terindikasi meningkat pada seluruh jenis kredit. Yakni kredit investasi yang naik dari 43% menjadi 46,4%; lalu kredit modal kerja yang naik dari 44,2% menjadi 55,8%; KPR dari 56,2% menjadi 66,3%; serta kredit konsumsi lainnya dari 47,9% menjadi 59,3%.
“Faktor utama yang memengaruhi prakiraan penyaluran kredit baru pada Februari 2023, yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” jelasnya.
Selanjutnya, penyaluran kredit baru diproyeksi terus meningkat pada Maret 2023, terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Maret 2023 sebesar 78,9%.
Peningkatan penyaluran kredit baru pada Maret 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan seluruh jenis penggunaan.
Kredit Korporasi Meningkat
Kemudian, sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit baru oleh perbankan, permintaan pembiayaan korporasi pada Februari 2023 juga terindikasi tumbuh positif dengan SBT sebesar 9,4%. Meski, nilai ini terhitung melambat dari SBT Januari 2023 yang mencapai 12,1%.
Pertumbuhan pada bulan ini ditopang sektor Jasa Perusahaan (0,4%). Sementara perlambatan antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan (2,5%) dan Infokom (0%). Sementara itu, pada sektor Pertambangan mengalami penurunan (-1%).
“Perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari penurunan kegiatan operasional, karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor,” terangnya.
Mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri (57,9%), diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (8,4%) dan pinjaman/utang dari perusahaan induk (4,2%). Ketiganya, tercatat melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, kebutuhan pembiayaan korporasi terhadap kredit baru dari perbankan dalam negeri (8,4%), juga terindikasi meningkat dibanding bulan sebelumnya.
“Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan, terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (80,0%) dan biaya (suku bunga) yang lebih murah (13,7%),” ungkapnya.
Kredit Rumah Tangga Stabil
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi relatif stabil pada Februari 2023 dibandingkan Januari 2023. Terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang menambah pembiayaan melalui utang/kredit pada Februari 2023 sebesar 10,1 % dari total responden, relatif stabil dibandingkan dengan 10,6% pada bulan sebelumnya.
Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna sekitar 43,7% dari total pengajuan pembiayaan baru. Dengan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan dengan pangsa sebesar 39,7%, sedikit meningkat dibandingkan 38,9% pada bulan sebelumnya.
“Jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan pangsa 21,3%; kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa 12%; Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 9,5%; dan kartu kredit dengan pangsa 5%,” jabarnya.
Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pangsa terbesar antara lain koperasi (21%), leasing (17,5%), dan teman (7,4%).