c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

28 April 2025

14:52 WIB

BI: Penyaluran Kredit Kuartal I Melambat, Optimis Bangkit Di Kuartal II

Hasil Survei Perbankan BI mengindikasikan penyaluran kredit baru kuartal I/2025 melambat dibandingkan kuartal IV/2024. Namun, penyaluran kredit baru kuartal II/2025 diperkirakan meningkat.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p>BI: Penyaluran Kredit Kuartal I Melambat, Optimis Bangkit Di Kuartal II</p>
<p>BI: Penyaluran Kredit Kuartal I Melambat, Optimis Bangkit Di Kuartal II</p>

Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank (12/12). Antara Foto/Putu Indah Savitri/sgd/YU

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, Hasil Survei Perbankan BI mengindikasikan penyaluran kredit baru pada kuartal I/2025 melambat atau lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2024, meski tetap terhitung tumbuh. BI mengidentifikasi, pelambatan penyaluran kredit ini sesuai dengan pola historis.

"Hal ini (penyaluran kredit baru) tecermin dari nilai SBT penyaluran kredit baru kuartal I/2025 sebesar 55,07%, lebih rendah dari 97,90% pada triwulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (28/4).

Baca Juga: BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Maret 2025 Melambat

Meskipun lebih rendah dibanding kuartal IV/2024, Bank Indonesia menyampaikan, pertumbuhan penyaluran kredit baru di kuartal I/2025 didorong oleh seluruh jenis kredit. 

"Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit baru pada seluruh jenis kredit terindikasi tetap tumbuh, yakni pada kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi dengan SBT masing-masing sebesar 60,35%, 35,62%, dan 59,25%, lebih rendah dibandingkan SBT pada kuartal IV/2024 masing-masing sebesar 91,70%, 88,50%, dan 62,90%," urainya.

Kredit konsumsi yang termoderasi bersumber dari perlambatan permintaan Kartu Kredit (SBT 64,75%), Multiguna (SBT 27,07%), dan Kredit Tanpa Agunan (SBT 43,23%), serta penurunan Kredit Kendaraan Bermotor (SBT -13,72%). Sedangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mengalami peningkatan dengan SBT 79,46%.

Secara sektoral, penyaluran kredit baru tetap tumbuh pada mayoritas sektor, dengan SBT tertinggi pada sektor Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya (SBT 81,13%), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (SBT 62,53%), dan Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (SBT 58,06%). 

Sementara itu, beberapa sektor mengalami penurunan penyaluran kredit baru, yaitu sektor Real Estat, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (SBT -16,56%) dan Jasa Perorangan (SBT -10,14%).

Ramdan menuturkan, kebijakan penyaluran kredit kuartal I/2025 diindikasikan lebih longgar dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal I/2025 yang bernilai negatif sebesar 1,32%, atau turun dari kuartal IV/2024 sebesar 0,18%.

Adapun, standar penyaluran kredit yang lebih longgar tersebut terindikasi didorong oleh jenis kredit KPR/KPA dan Kredit Konsumsi Lainnya. 

"Beberapa aspek kebijakan penyaluran kredit yang terindikasi lebih longgar, antara lain pada aspek agunan," ujarnya.

Perkiraan Kondisi Kuartal II/2025
Secara kuartalan (qtq), Bank Indonesia memperkirakan, penyaluran kredit baru pada kuartal II/2025 akan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru kuartal II/2025 yang sebesar 81,99%, atau terhitung naik dibandingkan SBT 55,07% pada kuartal sebelumnya.

Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada kuartal II/2025 masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.

Baca Juga: OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Maret 2025 Tumbuh 9,16%

Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR/KPA diprakirakan masih menjadi prioritas utama, diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). 

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada kuartal II/2025 diprakirakan terbesar pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Perantara Keuangan.

Terkait kebijakan pelonggaran penyaluran kredit pada kuartal II/2025, diprakirakan berlanjut. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal II/2025 yang bernilai negatif sebesar 1,39%.

Standar penyaluran kredit yang longgar tersebut diprakirakan didorong oleh jenis kredit KPR/KPA dan Kredit Konsumsi Lainnya. Kebijakan penyaluran kredit yang diprakirakan lebih longgar, antara lain pada aspek suku bunga kredit dan persyaratan administrasi. Sementara itu, premi kredit berisiko dan plafon kredit diprakirakan sedikit lebih ketat.

Secara kumulatif (ytd), penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan kuartal II/2025, diprakirakan tetap tumbuh, terindikasi dari nilai SBT sebesar 69,80%, meski lebih rendah dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya (SBT 79,14%).

Berdasarkan jenisnya, pada kuartal II/2025, instrumen giro diprakirakan tumbuh lebih tinggi dengan SBT 29,11%, dibandingkan SBT 13,32% pada kuartal II/2024. 

Sementara itu, instrumen tabungan dan deposito diprakirakan juga tumbuh dengan nilai SBT masing-masing sebesar 67,55% dan 58,70% pada kuartal II/2025, meski lebih rendah dibandingkan kuartal II/2024 masing-masing sebesar SBT 80,43% dan 78,38%.

Perkiraan Tahun 2025
Ramdan mengungkapkan, responden pada survei kuartal I/2025 memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 tumbuh sebesar 9,89% (yoy). Ekspektasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit pada 2024 sebesar 9,67% (yoy). 

Baca Juga: OJK: Kredit Perbankan Masih Sesuai Target 9-11%

Namun demikian, perkiraan tersebut termoderasi dibandingkan prakiraan responden pada survei kuartal IV/2024 untuk pertumbuhan outstanding kredit tahun 2025 sebesar 10,34% (yoy).

"Optimisme penyaluran kredit tahun 2025 antara  lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit," jelas dia.

Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), berdasarkan hasil survei pada kuartal I/2025, DPK sampai dengan akhir 2025 diperkirakan meningkat dibandingkan 2024 dengan SBT sebesar 94,34%, lebih tinggi dibandingkan SBT pertumbuhan DPK tahun 2024 sebesar 89,30%. 

Namun demikian, prakiraan pada kuartal I/2025  tersebut lebih rendah dibandingkan hasil survei kuartal IV/2024 dengan SBT sebesar 97,52%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar