20 Oktober 2025
20:01 WIB
BI: Penyaluran Kredit Baru Kuartal III Tumbuh Lebih Rendah
Meski tetap tumbuh, namun nilai SBT kuartal III/2025 tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan kuartal II/2025 dengan SBT sebesar 85,22%.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/Zivica Kerkez
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melalui hasil Survei Perbankan mencatat, penyaluran kredit baru pada kuartal III/2025 terindikasi tumbuh positif. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal III/2025 yang sebesar 82,33%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, meski tetap tumbuh, namun nilai SBT tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan kuartal II/2025 dengan SBT sebesar 85,22%.
Di sisi lain, SBT permintaan kredit baru kuartal III/2025 lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kuartal III/2024 dengan SBT 80,64%.
Baca Juga: BI Prediksi Kredit Perbankan Kuartal IV Tumbuh Lebih Tinggi
"Nilai SBT permintaan kredit baru kuartal III/2025 sebesar 82,33%, lebih rendah dari 85,22% pada kuartal II/2025, namun masih lebih tinggi dibandingkan SBT 80,64% pada kuartal III/2024," sebut Denny dalam pernyataan resmi, Jakarta, Senin (20/10).
Merujuk pada hasil survei, berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan kredit baru terlihat pada kredit modal kerja dengan SBT 85,09%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, yakni SBT 88,34%.
Sementara itu, kredit investasi (SBT 76,97%) dan kredit konsumsi (SBT 56,61%) terindikasi relatif stabil dibandingkan kuartal II/2025.
Berdasarkan jenis kredit konsumsi, peningkatan permintaan terjadi pada kredit tanpa agunan (SBT 62,31%), kredit multiguna (SBT 60,33%), dan kredit kendaraan bermotor (SBT 35,50%).
Sementara, permintaan kredit pemilikan rumah (KPR)/kredit pemilikan apartemen (KPA) (SBT 48,29%) dan kartu kredit (SBT 43,57%) mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit baru meningkat pada sejumlah sektor, antara lain pada sektor Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (SBT 85,12%), Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial (SBT 69,90%), dan Perantara Keuangan (SBT 69,71%).
Baca Juga: Ada Suntikan Dana Rp200 T, OJK: Kondisi Likuiditas Bank Tetap Kuat
Selain itu, terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan SBT dibandingkan kuartal sebelumnya, di antaranya Sektor Industri Pengolahan (SBT 57,28%) serta Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (SBT 33,39%).
Terkait kebijakan penyaluran kredit, kebijakan standar penyaluran kredit pada kuartal III/2025 diindikasikan lebih berhati-hati dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal IIl/2025 yang bernilai positif sebesar 5,78.
"Standar penyaluran kredit yang lebih berhati-hati tersebut didorong oleh keseluruhan jenis kredit," urainya.
Beberapa aspek kebijakan penyaluran kredit yang terindikasi lebih berhati-hati, antara lain pada aspek persyaratan administrasi, agunan, biaya persetujuan kredit, plafon kredit, dan jangka waktu kredit.