c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 Juni 2025

08:00 WIB

BI-OJK Luncurkan Hackathon 2025 Dorong Inovasi Layanan Keuangan Digital 

BI-OJK buka kompetisi inovasi layanan keuangan digital Hackathon 2025. Kompetisi terbuka bagi masyarakat umum, dengan kategori profesional maupun mahasiswa, periode pendaftaran 5 Juni-11 Juli 2025.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">BI-OJK Luncurkan Hackathon 2025 Dorong Inovasi Layanan Keuangan Digital&nbsp;</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">BI-OJK Luncurkan Hackathon 2025 Dorong Inovasi Layanan Keuangan Digital&nbsp;</p>

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Kepala Eksekutif Pengawas ITSK, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025, Jakarta, Kamis (5/6). Dok OJK

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025, ajang kompetisi inovasi layanan keuangan digital bertema 'Empowering the Future: Innovating Digital Services and Financial Solutions for Inclusive Growth and Resilient Economy'. 

Kompetisi ini terbuka bagi masyarakat umum, dengan kategori profesional maupun mahasiswa, dengan periode pendaftaran mulai 5 Juni-11 Juli 2025. 

Kick-off Hackathon dilakukan oleh Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Kepala Eksekutif Pengawas ITSK, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi, bertempat di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta (5/6).

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, Indonesia telah mencatat sejumlah pencapaian keuangan penting sejak meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030. 

"Pertama, lebih dari 56 juta pengguna dan 38 juta merchant QRIS, yang mayoritas merupakan pelaku UMKM. QRIS juga telah terinterkoneksi lintas negara dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand," kata Perry di Jakarta, Kamis (5/6).

Baca Juga: Hore! BI Pastikan QRIS Bisa Dipakai Di Jepang Dan China Mulai 17 Agustus 2025

Dia menginfokan, QRIS akan terhubung dengan Jepang mulai 17 Agustus 2025 dan akan segera mulai uji coba untuk Tiongkok dan Arab Saudi. 

Kedua, pertumbuhan pesat transaksi BI-Fast yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal. Ketiga, implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) untuk interoperabilitas antarpelaku.

Keempat, elektronifikasi program sosial dan Kartu Kredit Indonesia (KKI) guna mendukung transaksi pemerintah di pusat dan daerah. Kelima, reformasi regulasi untuk memperkuat industri pembayaran nasional. Namun, kecepatan digitalisasi juga merupakan tantangan. 

"Oleh karena itu, dalam BSPI 2030, BI fokus pada inisiatif 4I+RD, yaitu modernisasi infrastruktur pembayaran ritel, wholesale, dan data; konsolidasi industri sistem pembayaran nasional; inovasi yang diiringi manajemen risiko, market conduct, dan pelindungan konsumen; kerja sama internasional; dan pengembangan Rupiah Digital," tegas Perry. 

Masih dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, pengembangan sektor keuangan yang terintegrasi dan berbasis digital di Indonesia dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Sehingga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi pasar keuangan, serta memperkuat daya saing. 

Dengan demikian, dalam rangka mendorong inovasi di Ekosistem Keuangan Digital, kegiatan Hackathon ini akan menjadi jembatan penghubung dalam pengembangan inovasi keuangan digital  dan menjadi solusi kreatif untuk menciptakan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: BI: Volume Transaksi QRIS Tumbuh 154,86% Pada April 2025

Hackathon 2025 membuka ruang eksplorasi ide inovatif dengan tiga subtema, yaitu (i) layanan AI (AIaaS) untuk ekspor secara digital (AI as a Service/AIaaS for digital-delivered service export), (ii) inovasi keuangan dan layanan publik, dan (iii) manajemen risiko dan pelindungan konsumen. 

Kompetisi tahunan ini menjadi wadah eksplorasi ide-ide inovatif untuk menghasilkan solusi digital yang inklusif guna memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global. 

Inovasi yang dihasilkan diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi dan keuangan digital serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah. 

Hackathon ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor melalui sesi matchmaking yang mempertemukan inovator dengan regulator, pengguna layanan, dan komunitas agar solusi yang dikembangkan dapat langsung menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Hackathon 2025 merupakan pembuka rangkaian menuju Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 yang akan digelar 24-26 September 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar