04 Oktober 2025
12:47 WIB
BI: Modal Asing Pekan Ini Kabur Rp9,76 T, Rupiah Tertekan ke Rp16.610
BI melaporkan investor asing masih melepas kepemilikan instrumen investasi RI Rp9,76 triliun di pekan pertama Oktober 2025. Asing cenderung melepas kepemilikan saham dan SBN.
Editor: Khairul Kahfi
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). Antara Foto/Muhammad Adimaja/rwa.
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau masih melepas kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp9,76 triliun pada pekan pertama Oktober 2025.
Modal keluar ini menunjukkan tren negatif yang lebih dalam dibanding pekan sebelumnya, di mana asing baru terpantau melepas kepemilikan modal sebesar Rp2,71 triliun. Adapun aliran modal keluar pekan ini serentak disebabkan oleh penjualan saham dan SBN.
“Berdasarkan data transaksi 29 September-2 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,76 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,31 triliun di pasar saham dan Rp9,16 triliun di pasar SBN, serta beli neto sebesar Rp2,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (4/10).
Baca Juga: Modal Investasi Asing Masih ‘Kabur’ Rp8,12 Triliun Pekan Ini
Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan hingga 2 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,78 triliun di pasar saham dan Rp106,38 triliun di SRBI serta beli neto sebesar Rp68,02 triliun di pasar SBN.
“Premi CDS Indonesia 5 tahun per 2 Oktober 2025 sebesar 78,87 bps, turun dibanding dengan 26 September 2025 sebesar 83,04 bps,” tambah Ramdan.
Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke level 6,30% pada Jumat (3/10) pagi, turun dibanding Kamis (2/10) yang juga sudah menurun ke level 6,32%.
Per akhir Kamis (2/10), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 97,85 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Baca Juga: Rupiah Terus Merosot ke Rp16.700, Begini Respons Bos BI
Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah jelang libur akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.580 per dolar AS pada akhir Kamis (2/10), dan dibuka pada level bid Rp16.610 per dolar AS pada Jumat (3/10).
Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (2/10).
“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,083%,” ungkapnya.
Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Ramdan.