c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

05 Juni 2024

15:44 WIB

BI: Kewajiban Neto PII Kuartal I Turun US$8,2 M

BI menyampaikan, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I 2024 mencatat kewajiban neto yang menurun sebesar US$8,2 miliar.

Penulis: Khairul Kahfi

<p>BI: Kewajiban Neto PII Kuartal I Turun US$8,2 M</p>
<p>BI: Kewajiban Neto PII Kuartal I Turun US$8,2 M</p>

Petugas melayani penukaran uang rupiah di gerai penukaran uang Dolarasia Money Changer, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jumat (15/12/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan, Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I 2024 mencatat kewajiban neto yang menurun sebesar US$8,2 miliar.

Pada akhir kuartal I/2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$253,0 miliar. Capaian PII tersebut terpantau menurun dibandingkan dengan kewajiban neto PII pada akhir kuartal IV/2023 yang sebesar US$261,2 miliar. 

“Penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN),” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (4/6).

Erwin memaparkan, posisi KFLN Indonesia menurun di tengah tetap solidnya aliran masuk modal asing pada investasi langsung. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal I/2024 turun 0,8% (qtq) menjadi US$738,7 miliar, dari posisi sebelumnya US$745,1 miliar di akhir kuartal IV/2023. 

Perkembangan KFLN tersebut disebabkan oleh tetap terjaganya aliran masuk modal asing pada investasi langsung. Sebagai cerminan dari tetap terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. 

Baca Juga: BI: Asing Aktif Beli Portofolio RI Rp4,75 T Pekan Ini

Sementara itu, investasi portofolio dalam bentuk surat utang domestik mencatat aliran keluar seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. 

“Penurunan posisi KFLN juga dipengaruhi faktor perubahan lainnya seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah, sehingga menurunkan nilai instrumen keuangan domestik,” ucapnya.

Kemudian, posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri. Posisi AFLN pada akhir kuartal I/2024 tercatat sebesar US$485,7 miliar, atau naik 0,4% (qtq) dari US$483,9 miliar di akhir kuartal IV/2023. 

BI mengidentifikasi, hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan penempatan di luar negeri. Dengan peningkatan terbesar pada Aset Investasi Lainnya dalam bentuk simpanan dan piutang usaha. 

“Peningkatan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor perubahan lainnya seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global,” ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Bisa Tembus Rp16.350 Pada Juni, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal pertama tahun ini tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada kuartal I 2024 sebesar 18,4%, lebih rendah dari 19,0% pada kuartal IV 2023. 

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,6%) terutama dalam bentuk investasi langsung. BI berkomitmen terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia ke depan.

Sambil terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. 

“Selain itu, Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian,” tambahnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar