c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Februari 2025

18:54 WIB

BI: GNPIP Perkuat Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Nasional

Bank Indonesia memastikan terus memperkuat stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional melalui GNPIP. BI mempersiapkan tiga program strategis akselerasi hilirisasi dan ketahanan pangan.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>BI: GNPIP Perkuat Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Nasional</p>
<p>BI: GNPIP Perkuat Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan Nasional</p>

Anggota Dewan Gubernur BI Doni P. Joewono dalam GNPIP Wilayah Jawa 2025 'Sinergi Menjaga Ketersediaan Pasokan untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pengan dan Pertumbuhan yang Berkelanjutan', Yogyakarta, Jumat (21/2). Dok Bank Indonesia

YOGYAKARTA - Bank Indonesia memastikan terus memperkuat stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) Jawa, BI melalui GNPIP telah mempersiapkan setidaknya tiga program strategis yang akan mengakselerasi hilirisasi dan ketahanan pangan.

Anggota Dewan Gubernur BI Doni P. Joewono menyampaikan, program pertama yakni peningkatan produksi komoditas pangan strategis dengan intensifikasi pertanian melalui penggunaan bibit unggul, penyediaan sarana prasarana, dan pemanfaatan digital farming.

"Kedua, mendukung penyediaan pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terkait," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (21/2). 

Baca Juga: BI: Inflasi 2024 Terjaga Dalam Kisaran Target

Ketiga, lanjutnya, ada pula strategi penguatan peran offtaker BUMD/BUMDes Pangan untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan antar waktu dan antar wilayah, melalui penguatan kelembagaan dan aspek permodalan.

Doni juga mengapresiasi pencapaian tahun lalu, lantaran TPIP dan TPID memastikan tingkat inflasi di 2024 terjaga di level 1,57% (yoy). 

Selain itu, GNPIP 2024 juga mencatat capaian berupa perluasan sebanyak 248 KAD, penyelenggaraan pasar murah lebih dari 18 ribu kali dalam setahun, serta menginisiasi lebih dari 500 program pertanian unggul, inovatif, dan berbasis digital (digital farming).

Ke depan, Doni menyampaikan, semua pihak perlu memperkuat peran GNPIP. Guna menjaga stabilitas harga pangan tetap terkendali, terutama menjelang siklus HBKN Ramadan dan Idulfitri.

"Termasuk BI yang mengoptimalkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menyasar pada peningkatan pembiayaan sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, di antaranya sektor pertanian," ucapnya.

Tantangan Struktural
Dalam kesempatan sama, Sekretaris Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Beny Suharsono menekankan, salah satu langkah strategis yang dilakukan dalam menjaga inflasi pangan Yogyakarta adalah melalui GNPIP.

Sebagi tambahan, Badan Pusat Statistik DIY telah mencatat adanya tantangan struktural bagi Yogyakarta berupa penurunan luas lahan tanam padi selama 4 tahun terakhir.

Baca Juga: BI: Inflasi Januari Terjaga Ditopang Konsistensi Kebijakan Moneter-Sinergi

Melihat tantangan yang ada, Pemerintah DIY menginisiasi program MRANTASI, yaitu Masyarakat dan Pemerintah Tanggap Inflasi. 

Adapun fokus utama program MRANTASI adalah mengembangkan skema Lumbung Mataraman untuk mengatasi keterbatasan lahan dengan pemanfaatan tanah kas desa. 

"Sejalan dengan program GNPIP Jawa, pemerintah DIY juga mendorong pemanfaatan digital farming dan intensifikasi pertanian, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi angka pengangguran di pedesaan, dan optimalisasi peran offtaker dalam menjaga stabilitas harga pangan," ujar Beny.

Terakhir, GNPIP juga merumuskan berbagai rekomendasi dalam pengendalian inflasi yang terdiri dari pengoptimalan implementasi kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B), mendorong intensifikasi pertanian di sentra produksi, dan meningkatkan partisipasi generasi muda (petani milenial) dan aplikasi teknologi di sektor pertanian.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar