10 September 2025
21:00 WIB
BI: Gaji Masyarakat Untuk Konsumsi Agustus Turun, Cicilan Malah Naik
BI mengidentifikasi, gaji masyarakat untuk konsumsi bergerak turun pada Agustus 2025. Namun pada saat yang sama, cicilan meningkat dan simpanan tabungan gaji masyarakat stagnan.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi pegawai sedang menunjukan tabungannya di mobile banking. ValidNewsID/Dieky
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, kondisi keuangan masyarakat untuk konsumsi bergerak turun pada Agustus 2025 menjadi 74,8%. Hal ini terlihat dari besaran rasio konsumsi masyarakat terhadap gaji di bulan ini yang merosot 60 basis poin (bps) dibandingkan kondisi pada Juli 2025 sebesar 75,4%.
Sementara itu, kondisi keuangan masyarakat untuk cicilan pinjaman justru bergerak naik pada Agustus 2025. Hal ini terlihat dari besaran rasio cicilan pinjaman masyarakat terhadap gaji di bulan ini yang menguat 50 bps dibandingkan kondisi pada Juli 2025.
“Proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada Agustus 2025 sebesar 11,4%, lebih tinggi dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yang meningkat dan yaitu sebesar sebesar 10,9%,” sebut BI dalam Survei Konsumen Agustus 2025, Jakarta, Rabu (10/9).
Baca Juga: BI: Gaji Masyarakat Untuk Konsumsi-Cicilan Juli Naik, Tabungan Turun
Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) sebesar 13,7%, tidak berubah atau stagnan dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, porsi konsumsi Agustus 2025 terhadap pendapatan masyarakat terpantau bergerak cenderung turun pada semua kelompok pengeluaran.
Hanya responden dengan tingkat pengeluaran gaji sekitar Rp4,1-5/per bulan dan >Rp5 juta/bulan yang mengalami peningkatan, adapun tingkat pengeluaran sisanya mengalami penurunan cukup tinggi.
Sementara itu, porsi cicilan terhadap pendapatan terindikasi menguat di sejumlah tingkat pengeluaran ketimbang Juli 2025. Kendati, masyarakat dengan pengeluaran gaji sekitar Rp2,1-3 juta/bulan dan Rp4,1-5 juta/bulan mengalami penurunan porsi cicilan.
Adapun, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi bergerak naik hampir di semua level pendapatan bulanan. Hanya saja responden dengan tingkat pengeluaran gaji sekitar Rp4,1-5juta/bulan dan >Rp5 juta/bulan yang mengalami penurunan.
Rinciannya, dibanding Juli 2025, konsumen tingkat pendapatan Rp1-2 juta/bulan pada Agustus 2025, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 76,5% (turun 190 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 9,6% (naik 160 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 13,9% (naik 30 bps).
Kemudian, konsumen berpendapatan Rp2,1-3 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 75,5% (turun 40 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 10,2% (turun 30 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 14,3% (naik 70 bps).
Lalu, konsumen pendapatan Rp3,1-4 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 73,9% (turun 140 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 12,1% (naik 120 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan berkisar 14% (naik 30 bps).
Baca Juga: BI: Gaji Masyarakat Untuk Konsumsi Dan Cicilan Maret 2025 Naik, Tabungan Turun
Selanjutnya, konsumen pendapatan Rp4,1-5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 75,1% (naik 70 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 11,2% (turun 50 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 13,7% (turun 20 bps).
Terakhir, konsumen pendapatan di atas Rp5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 71% (naik 20 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 14,1% (naik 70 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 14,9% (turun 90 bps).
"Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi menurun pada sebagian kelompok pengeluaran, terutama Rp1-2 juta (76,5%) dan Rp3,1-4juta (73,9%). Sementara itu, porsi pendapatan untuk pembayaran cicilan mengalami peningkatan, terutama juga pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta (9,6%) dan Rp3,1-4 juta (12,1%)," tutupnya.