c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

04 Oktober 2025

14:47 WIB

BGN Akui Keracunan MBG Tantangan Serius, Bandingkan AS-Brasil

BGN mengakui keracunan makanan dalam program MBG di Indonesia merupakan tantangan serius. Namun hal serupa juga berlaku pada AS dan Brasil yang melaksankan program serupa di masa lalu.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

Editor: Khairul Kahfi

<p>BGN Akui Keracunan MBG Tantangan Serius, Bandingkan AS-Brasil</p>
<p>BGN Akui Keracunan MBG Tantangan Serius, Bandingkan AS-Brasil</p>

Siswa korban keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Antara Foto/Abdan Syakura

JAKARTA - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang mengatakan, insiden keamanan pangan atau keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah Indonesia merupakan tantangan serius. 

Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi di berbagai negara juga menghadapi kasus serupa dalam melaksanakan program pemberian makanan berskala besar.

Baca Juga: Keracunan Massal? Luhut: MBG Tak Perlu Dihentikan, Proses Perbaikan Jalan

Misalnya, pemberlakuan program seperti MBG di AS pada 1990-1999 menyebabkan insiden pangan terhadap kurang lebih 16 ribu anak. Selanjutnya, Brasil program pemberian makan skala besar sepanjang 2000-2018 menyebabkan insiden pangan kepada 26.143 anak.

“Seperti halnya program pemberian makanan dalam skala besar di negara mana pun, insiden terkait keamanan pangan (keracunan makanan) juga terjadi di Amerika Serikat dan Brasil. Kami bandingkan dengan Brasil kurang lebih 40 juta penerima manfaat, AS sekitar 30 juta penerima manfaat,” kata Nanik melalui keterangannya, Jakarta, Sabtu (4/10).

Baca Juga: Koalisi Warga Minta Pemerintah Setop Makan Bergizi Gratis

Nanik menyebut korban keracunan MBG mayoritas adalah anak sekolah. Sementara itu, kelompok ibu balita, ibu menyusui, dan balita tidak mengalami keracunan.

"Kami memastikan insiden (keracunan pangan) yang terjadi hanya menimpa siswa sekolah, sementara ibu hamil dan balita tetap aman. Setiap langkah mitigasi ditempuh untuk menjamin kepercayaan publik bahwa program ini berjalan dengan standar tertinggi,” ujarnya.

Identifikasi Penyebab Keracunan Pangan MBG
Adapun, Nanik mengungkapkan penyebab insiden keamanan pangan di Indonesia bervariasi, seperti pergantian pemasok bahan (supplier), proses pengolahan yang terlalu lama, hingga pengawasan mutu yang lemah.

Selain itu, culture shock yang dialami oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) baru juga menjadi penyebab insiden keracunan. Untuk itu, kata Nanik, BGN menyarankan kepada SPPG baru agar memulai pelayanan MBG dengan jumlah kecil, sedangkan SPPG lama diminta berhati-hati saat mengganti supplier.

"Prinsip zero accident ditegakkan dengan memperkuat pembinaan berkelanjutan bagi seluruh SPPG. Mekanisme pengawasan diperketat mulai dari pengendalian suplai bahan makanan, kehati-hatian dalam pergantian pemasok, hingga penerapan standar penggunaan bahan segar dan susu pasteurisasi," tegasnya.

Baca Juga: Mayoritas SPPG Penyebab Keracunan MBG Baru Beroperasi Sebulan

Sementara Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati mengakan, pengawasan partisipatif menjadi kunci keberhasilan program MBG. Maka dari itu, dia mengajak semua pihak untuk turut mengawasi dan melaporkan bila menemukan hal yang mencurigakan terkait MBG.

“Kami mengajak semua pihak, baik sekolah, orang tua, maupun masyarakat untuk berperan aktif mengawasi dan melaporkan jika menemukan hal-hal yang mencurigakan. Kolaborasi adalah langkah terbaik untuk mencegah terulangnya insiden serupa (keracunan MBG),” imbuhnya.

Baca Juga: Kepala BGN Urai Sebab Banyak Kasus Keracunan MBG

Dia menambahkan, pihaknya juga terus memperkuat aspek transparansi dan keterbukaan informasi publik, bahkan membuka kanal pengaduan masyarakat dan siap menindaklanjuti setiap laporan terkait keamanan pangan.

"BGN berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan faktual kepada masyarakat. Prinsip kami adalah cepat merespons, terbuka, dan akuntabel," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar