c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 Juli 2024

20:58 WIB

BFI Finance Cetak Pembiayaan Baru Rp9 Triliun

BFI Finance menerapkan strategi pembiayaan selektif di Semester I 2024. Hasilnya, pembiayaan baru bertambah Rp9 triliun. Namun, BFI Finance membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">BFI Finance Cetak Pembiayaan Baru Rp9 Triliun</p>
<p id="isPasted">BFI Finance Cetak Pembiayaan Baru Rp9 Triliun</p>

Logo PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/IDX: BFIN). Sumber: Antaranews/Ist

TANGERANG SELATAN - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/IDX: BFIN) menutup paruh pertama tahun 2024 dengan nilai pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp9 triliun. Namun, BFI Finance membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih.

Perseroan mencatatkan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) senilai Rp22,4 triliun. Porsi piutang didominasi tujuan produktif modal kerja, yakni sebesar 57,5%.

Penyaluran piutang pembiayaan tersebut berkontribusi terhadap raihan total aset sebesar Rp24,3 triliun, naik 0,5% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq). Segmen pembiayaan roda empat masih menjadi mayoritas kontributor dengan nilai sebesar Rp6,1 triliun.  

Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance, menyebut Perseroan dengan cermat menjaga risiko dan menjalankan strategi pembiayaan yang efektif dan selektif. Fundamental bisnis yang kuat membuat Perusahaan mampu menjaga kelancaran arus kas sembari terus sigap menyesuaikan diri menghadapi tantangan di tengah perlambatan industri saat ini.

“Beragam faktor mewarnai tengah tahun pertama 2024. Momentum pemilu, Ramadan dan hari-hari besar tanggal merah, sampai faktor geopolitik ikut memengaruhi daya beli dan sedikit banyak ikut memengaruhi pencapaian kinerja kami selama semester I 2024. Dalam menyiasati hal tersebut, penyaluran pembiayaan dilakukan dengan lebih selektif serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit,” ungkapnya melalui siaran pers, Jumat (26/7).

Baca Juga: BFI Finance dan Rumah123 Kerja Sama Pembiayaan KPR

Dari upaya tersebut, profil risiko BFI Finance tetap terkendali dengan tingkat pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) per Juni 2024 mampu dipertahankan rendah di level bruto 1,47%, dan level neto 0,29% atau turun 50 basis poin (bps) dibandingkan per Juni 2023.

Rasio ini, lanjutnya, mengungguli rata-rata industri yang berada di level 2,77% menurut data NPF per Mei 2024 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Adapun cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto Perusahaan dan net gearing ratio masih menunjukkan tren positif, yakni 1,2x atau jauh di bawah batas maksimum sepuluh kali,” tambah Sudjono.

Sementara itu, total pendapatan tercatat sebesar Rp3,1 triliun, turun tipis 2,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. BFIN mengumpulkan laba bersih senilai Rp685,8 miliar, turun 19,16% dari Semester I 2023 sebesar Rp829,69 miliar.

Dilihat dari managed receivables, porsi pembiayaan kendaraan bermotor masih menempati komposisi terbanyak, yakni 76,3% untuk pembiayaan kendaraan roda dua dan empat. Lainnya, pembiayaan alat berat dan mesin mengambil porsi 14,9%, pembiayaan beragun sertifikat properti 4,4%, serta pembiayaan lainnya 4,3% termasuk pembiayaan syariah yang menorehkan pertumbuhan impresif sebesar 39,2% year-on-year (yoy).

Pendanaan
Sampai periode Semester I 2024, BFI Finance juga telah menuntaskan pembagian dividen, di mana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan & Luar Biasa (RUPST&LB) tanggal 22 Mei 2024 menyepakati pembagian dividen total untuk tahun buku 2023 adalah senilai Rp827 miliar. Ketetapan penting lainnya dari RUPST&LB tersebut adalah pengangkatan Goklas sebagai Direktur baru Perusahaan yang berlaku efektif setelah persetujuan OJK.

Dari segi pendanaan, Perusahaan konsisten mencatatkan track record positif dengan sumber paling banyak berasal dari perbankan serta surat utang/obligasi, yakni masing-masing 75,6% dan 20,1%.

Baca Juga: OJK: Piutang Pembiayaan PVML Meningkat Rp490 Triliun Pada Mei 2024

Penerbitan obligasi masih menjadi salah satu andalan dalam hal diversifikasi sumber pendanaan sehingga BFI Finance tengah merencanakan penerbitan obligasi baru di kisaran kuartal III-2024 dengan total senilai Rp6 triliun.

Sebagai wujud komitmen Perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi para investornya, selama Januari hingga Juni 2024 Perusahaan telah menjalankan kewajiban pembayaran pelunasan empat obligasinya yang jatuh tempo dengan total nominal mencapai Rp1,86 triliun.

Fitch Ratings Indonesia (Fitch) juga telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang BFI Finance di ‘AA-(idn)’ dengan outlook Stabil pada 27 Februari 2024.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar