10 Juli 2025
18:25 WIB
Bertolak Ke Brasil, Bahlil Ingin Tiru Pengembangan Bioetanol
Brasil menjadi salah satu referensi penting Indonesia yang tengah mempercepat bauran energi bersih dalam agenda transisi energi nasional. Brasil jadi contoh nyata dalam upaya mengembangkan bioenergi.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berjabat tangan dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di tengah agenda kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Negeri Samba. Dok BPMI
BRASILIA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjadi salah satu Anggota Kabinet Merah Putih yang ikut dalam rombongan Presiden Prabowo Subianto pada kunjungan kenegaraan ke Brasilia, Brasil.
Pada kesempatan itu, Bahlil mengungkapkan, Brasil menjadi salah satu referensi penting bagi Indonesia yang tengah mempercepat bauran energi bersih dalam agenda transisi energi nasional.
Selain memasok 88% listrik dengan sumber energi rendah karbon, dia juga menilai, Brasil juga berhasil menjalankan pengembangan bioetanol dari tebu. Kesuksesan itu menjadikan Negeri Samba sebagai produsen etanol terbesar nomor dua di dunia.
Model pengembangan bioetanol yang dilakukan Brasil pun Bahlil sebut sangat relevan dengan rencana Pemerintah Indonesia yang sedang memperluas penggunaan biofuel, utamanya dengan pengembangan bahan baku baru.
"Pengembangan bioetanol merupakan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan inklusif," tegas Bahlil dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis (10/7).
Baca Juga: Tiru Brasil, Prabowo Targetkan 10 Tahun ke Depan RI Capai 100% Energi Terbarukan
Karena itu, Eks-Ketua Umum HIPMI tersebut menganggap kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Brasil memegang peran kunci dalam upaya percepatan energi bersih di Indonesia.
"Selain mendukung transisi energi dan membuka peluang ekonomi baru di daerah, langkah ini juga selaras dengan potensi kerja sama bersama Brasil yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan bioenergi," tuturnya.
Ilustrasi pembuatan bioetanol dari tanaman tebu di Brasil. Shutterstock/Alf Ribeiro
Asal tahu saja, Pemerintah Indonesia telah melakukan uji pasar terhadap bioetanol melalui produk Pertamax Green 95, yakni bensin RON 95 yang dicampur dengan 5% etanol (E5), yang kini mulai tersedia di beberapa SPBU kelolaan PT Pertamina.
Pemanfaatan bioenergi di Indonesia telah diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Beleid itu mengatur tata kelola bioenergi, termasuk bioetanol secara komprehensif mulai dari pengusahaan, distribusi, sampai pemanfaatannya pada sektor transportasi. Kemudian, Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tersebut juga mengatur insentif bagi pelaku usaha terkait.
"Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan," jabar Menteri Bahlil.
Baca Juga: Prabowo Bakal Kirim Tim Pelajari Modernisasi Pertanian Brasil
Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuannya dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pun mengakui keberhasilan Negeri Samba pada proyek pengembangan biofuel, yang terintegrasi juga dengan sektor pertanian.
Menurutnya, inovasi yang dilakukan Brasil telah memberi dampak besar bagi perekonomian dan ketahanan energi di sana, serta menjadi contoh yang berharga bagi Indonesia.
"Kami melihat keberhasilan anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah anda capai," tandas Kepala Negara.