c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

22 Maret 2025

10:02 WIB

Beredar Video Beras SPHP 5 Kg Tak Sesuai Takaran, Bulog: Itu Palsu

Wakil Direktur Utama Perum Bulog memastikan beras SPHP yang tak sesuai takaran dalam video yang beredar bukan beras SPHP produksi Perum Bulog.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Beredar Video Beras SPHP 5 Kg Tak Sesuai Takaran, Bulog: Itu Palsu</p>
<p id="isPasted">Beredar Video Beras SPHP 5 Kg Tak Sesuai Takaran, Bulog: Itu Palsu</p>

Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq usai menghadiri panen raya di Desa Sumber, Kec. Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3). ValidNewsID/ Erlinda PW

KLATEN - Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq menyatakan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan isi tak sesuai takaran dalam video yang beredar di media sosial merupakan SPHP palsu.

"Bukan, itu bukan punya Bulog. Itu palsu. Dan itu beritanya nggak benar. Gambarnya begitu (SPHP) tetapi bukan (punya Bulog)," tegas Marga usai menghadiri panen raya di Desa Sumber, Kec. Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3).

Menurut Marga, seluruh beras yang diproduksi Bulog, terutama SPHP, tentunya akan sesuai takaran. SPHP keluaran Bulog memiliki ukuran 5 kilogram (kg) dengan berat yang tertera pada kemasan sesuai dengan volume.

Baca Juga: Bulog: Ini Syarat Jadi Pengecer Beras SPHP 2025

"Pasti 5 kg. Kita diawasi, semua mata memandang kita. Bahkan kita sendiri kalau ada yang ketahuan gitu, langsung (dihukum)," imbuh Marga.

Pernyataan Marga tersebut menanggapi adanya video yang sempat muncul di media sosial TikTok. Dalam video tersebut, terdapat seseorang yang menunjukkan beras SPHP dengan volume yang tak sesuai takaran 5kg.

Sebelumnya, terkait beras yang didistribusikan masyarakat, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga meminta kepada Perum Bulog untuk menjamin dan memastikan beras tersebut harus dalam kondisi baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Arahan ini merupakan tindak lanjut dari temuan beras berkutu di salah satu gudang Bulog di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

"Beras yang didistribusikan ke masyarakat itu mesti dalam kondisi yang baik. Karena ini berkaitan dengan aspek keamanan pangan, di mana hal itu menjadi keharusan," tegas Arief dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (17/3).

Baca Juga: Bapanas Dan Pemda Siap Sanksi Penjual Beras SPHP Di Atas HET

Menurutnya, beras yang tersimpan di gudang Bulog dan digunakan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP) harus dicek setiap saat. Dia pun meminta agar seluruh kepala gudang, pimpinan cabang, dan pimpinan wilayah harus benar-benar menjaga kualitas beras yang ada.

Beras harus perlu melalui proses treatment atau perlakuan khusus dalam pengendalian hama melalui fumigasi agar tetap layak dikonsumsi.

"Jadi beras itu memang ada umur simpannya, misalnya ada yang 8 atau 9 bulan, sehingga tentunya harus ada treatment untuk menjaga kualitas beras tersebut tetap baik. Yang tidak boleh adalah membiarkan kutu berkembang biak tanpa penanganan sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi," ungkapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar