06 Oktober 2023
20:00 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga saat ini, masih ada sekitar 28 perusahaan yang berada di pipeline bursa.
Adapun, tiga sektor terbanyak adalah sektor consumer Non-Cyclicals sebanyak enam perusahaan, sektor energi sebanyak lima perusahaan, serta sektor Basic Material sebanyak empat perusahaan.
Kendati demikian, dari angka tersebut, yang akan tercatat pada 2023 hanya sekitar 26 calon emiten. Sementara itu, dua calon emiten lainnya akan melantai di pasar modal pada tahun depan, tepatnya kuartal I/2024.
"Berdasarkan laporan keuangan, ada dua yang akan tercatat di tahun 2024 dari yang kita punya di pipeline. Ya di kuartal I," kata Nyoman saat sesi doorstop di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (6/10).
Baca Juga: Cetak Rekor IPO, BEI Catat 68 Emiten Dengan Dana Rp49,60 T
Lebih lanjut, Nyoman menyebutkan, tahun ini merupakan IPO dengan jumlah terbanyak. BEI mencatat sebanyak 68 emiten dengan total perolehan dana mencapai Rp49,60 triliun.
Jumlah pencatatan ini juga melampaui rekor pencatatan saham perdana sebelumnya yang terjadi pada 1990, yaitu sebanyak 66 pencatatan saham perdana.
Pencatatan saham perdana pada hari ini menambah jumlah perusahaan tercatat saham menjadi 892.
Meski demikian, dari segi dana yang dihimpun, Nyoman mengaku belum dapat memastikan apakah jumlah IPO ini lebih tinggi daripada 2021.
"Pada 2021, syukur ada dua (emiten) yang giant hampir melebihi setengah total fundraise. Ada BUKA hampir Rp22 triliun dan MTEI Rp18,8 triliun. Dua ini sudah menyumbangkan setengah," ujarnya.
Menurut Nyoman, hal itu terjadi lantaran kondisi atraktif e-commerce yang saat itu sedang diminati, baik di Indonesia dan di luar negeri.
"Kita harapkan ke depan ada sektor-sektor yang memberikan attractiveness. Jadi saya sampaikan ke teman-teman, rata-rata dari profit lebih dari Rp500 miliar," tegas dia.
Baca Juga: BEI: Masih Ada 29 Perusahaan Antre IPO
BEI berharap akan semakin banyak perusahaan yang mempercayakan pertumbuhan dan perkembangannya melalui pendanaan di pasar modal Indonesia dari berbagai sektor dan ukuran perusahaan.
Secara terpisah, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki optimistis bahwa tren IPO akan makin meningkat ke depannya.
"Karena ini (IPO) bisa jadi jalan yang paling murah untuk mencari dana segar untuk suatu emiten, lebih murah dibandingkan ambil pinjaman perbankan atau pun penerbitan obligasi atau surat utang," jelasnya kepada Validnews, Jumat (6/10).
Ia juga meyakini bahwa ke depan potensi perusahaan yang tercatat di BEI akan terus bertambah.