c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Juni 2023

13:46 WIB

Bayar Utang, Cadangan Devisa Akhir Mei Merosot ke US$139,3 M

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2023 sebesar US$144,2 miliar.

Bayar Utang, Cadangan Devisa Akhir Mei Merosot ke US$139,3 M
Bayar Utang, Cadangan Devisa Akhir Mei Merosot ke US$139,3 M
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta I nti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan cadangan devisa tetap tinggi meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir April 2023 sebesar US$144,2 miliar.

"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (9/6).

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga: Ada Kebijkan DHE, Pemerintah Minta Eksportir Tak Khawatir

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

"Ke depan, BI akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ucap Erwin.

Menurut data APBN KiTa, sampai dengan akhir April 2023, posisi utang Pemerintah berada di angka Rp7.849,89 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 38,15%. Baik secara nominal maupun rasio, posisi utang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Pemerintah menyebut melakukan pengelolaan utang secara hati-hati dengan risiko yang terkendali melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga, maupun jatuh tempo.

Baca Juga: Airlangga: Potensi DHE Yang Bisa Ditahan Capai US$50 Miliar Setahun

Sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap, komposisi utang Pemerintah didominasi oleh utang domestik yaitu 72,88%. 

Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang Pemerintah mayoritas berupa SBN yang mencapai 89,26%. Selain itu, Pemerintah mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif. 

Per akhir April 2023, profil jatuh tempo utang Indonesia terbilang cukup aman dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di kisaran 8 tahun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar