c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Januari 2024

21:00 WIB

Bapanas Tolak Revisi HET Beras, Dianggap Masih Cocok

Deputi III KSP mengusulkan adanya revisi HET beras agar dinaikkan karena harga beras konsisten di atas level HET meski banyak intervensi. Bapanas sebut HET beras saat ini masih cocok.

Penulis: Erlinda Puspita

Bapanas Tolak Revisi HET Beras, Dianggap Masih Cocok
Bapanas Tolak Revisi HET Beras, Dianggap Masih Cocok
Ilustrasi. Pembeli memilih jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022). ValidnewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyatakan, usulan terkait revisi ke atas untuk harga eceran tertinggi (HET) beras yang diajukan oleh Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono untuk saat ini belum diperlukan. Pasalnya, meski harga beras stabil di atas HET, namun pasokan produksi beras saat ini diakui Ketut cukup melimpah.

“Harus dibuat kajiannya dulu. Karena kalau produksi cukup melimpah, HET tersebut masih cocok untuk diterapkan,” kata Ketut saat dihubungi Validnews, Selasa (30/1).

HET beras saat ini diatur dalam Perbadan Nomor 7 Tahun 2023, yang menetapkan HET dalam tiga zona untuk jenis medium dan premium. 

Tertulis untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) memiliki HET beras medium senilai Rp10.900 per kg dan jenis beras premium Rp13.900 per kg.

Zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan) memiliki HET beras medium sebesar Rp11.500 per kg dan beras premium Rp14.400 per kg. 

Baca JugaGanti HET Beras, Guru Besar IPB Sebut HAP Beras Lebih Efektif

Sedangkan zona 3 (Maluku dan Papua) memiliki HET beras medium senilai Rp11.800 per kg dan beras premium sebesar Rp14.800 per kg.

Menurut Ketut, adanya HET saat ini meski harga beras tetap di atas harga HET berfungsi sebagai baseline harga. Jika HET beras dinaikkan, namun produksi beras tidak ditingkatkan, maka harga beras akan melonjak naik lebih dari saat ini.

“HET untuk jaga agar ada baseline harga, karena kalau dinaikkan sekarang, maka akan diikuti kenaikan harga beras juga. Oleh karena itu, kita mestinya mengejar peningkatan produksi padi sekaligus peningkatan produktivitasnya,” ungkap Ketut.

Sementara itu, berdasarkan panel harga pangan Bapanas, harga beras premium terpantau per hari ini (30/1) berada di level Rp15.330 per kg atau naik 0,33% dan beras medium Rp13.460 per kg atau naik 0,22%.

Sedangkan dari pantauan pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPS) Bank Indonesia (BI), harga beras kualitas super I tercatat di posisi Rp16.250 per kg atau naik 0,62% dan beras kualitas super II di harga Rp15.800 per kg atau naik 0,98%. Lalu untuk beras kualitas medium I seharga Rp14.950 per kg atau naik 0,67% dan beras kualitas medium II seharga Rp14.800 per kg atau naik 0,68%.

Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) juga disebutkan bahwa hingga minggu keempat Januari 2024 masih ada kenaikan harga beras sebesar 0,07% dibandingkan pada Desember 2023, yaitu dari Rp13.897 per kg menjadi Rp13.995 per kg. Bahkan kenaikan harga beras di minggu keempat Januari 2024 ini terjadi di 167 kabupaten/kota.

“Kenaikan harga beras yang lebih dari 10% ini masih dijumpai di beberapa wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Jawa,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rapat koordinasi inflasi, Senin (29/1).

Baca Juga: Tidak Pengaruhi Harga, Bulog Pastikan Enggan Ubah HET Beras

Meski pemerintah telah melakukan beragam intervensi seperti penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Stabilisasi Harga (SPHP) dan bantuan pangan, namun harga beras masih konsisten tinggi di atas HET. 

Hal tersebut dianggap Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono sebagai suatu keseimbangan harga baru, karena meski harga beras sudah stabil namun tetap ada di atas HET.

“Pada waktunya, di Pusat Bapanas, Kementan, BPS, kita harus duduk bersama. Jangan-jangan memang sudah ada harga baru gitu ya, struktur biayanya sudah berubah,” jelas Edy.

Edy juga menyampaikan jika perubahan harga beras secara bulanan sebesar 0,68%, namun persentase absolut selisih harga aktual dengan HET mencapai 30,26%.

Selain itu dia juga menyampaikan jika HET rata-rata ditetapkan sebesar Rp11.400 per kg, tetapi harga beras di pasaran rata-rata sebesar Rp14.850 per kg. Dengan demikian, Edy pun menduga jika HET yang berlaku saat ini tidak efektif lagi.

“Kalau memang iya, kan berarti ada tinjauan nih, HET apakah masih perlu dipertahankan? (karena) HET sudah tidak efektif sama sekali,” tutur dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar