c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

05 Agustus 2023

11:58 WIB

Bapanas: Produksi Beras 2023 Berpotensi Turun 5% Karena El Nino

Namun, pemerintah optimistis konsistensi upaya penyerapan beras produksi lokal dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri sepanjang tahun.

Penulis: Khairul Kahfi

Bapanas: Produksi Beras 2023 Berpotensi Turun 5% Karena El Nino
Bapanas: Produksi Beras 2023 Berpotensi Turun 5% Karena El Nino
Ilustrasi. Sejumlah bocah melintas di area persawahan yang mengering di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023). Antara Foto/Arnas Padda

BANGKA BARAT - Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menuturkan, El-Nino berpotensi menurunkan produksi beras Indonesia sampai 5% pada 2023. Karenanya, panen padi yang semakin bergeliat di tengah ancaman El-Nino saat ini menjadi angin segar semua pihak.

Targetnya, panen di daerah bisa menjadi sumber utama serapan Perum Bulog untuk peningkatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Hal ini disampaikan Ketut dalam kegiatan panen perdana padi sawah musim tanam 2023 di Desa Simpang Yul, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung.

“El Nino memunculkan prediksi penurunan produksi beras pada tahun ini yang diperkirakan menurun sampai 5%. Namun, dengan menyulut produksi padi di daerah kian digenjot, pasokan tentu akan bertambah,” katanya dalam keterangan pers yang diterima, Jakarta, Sabtu (5/8)

Bapanas/NFA menilai, ketersediaan pangan di daerah yang dapat dijangkau oleh berbagai pihak turut andil menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global. Ketahanan pangan perlu dibangun dari level daerah dan menjadi fokus untuk ditingkatkan dalam mewujudkan pangan yang berdaulat dan mandiri.

Dirinya pun begitu mengapresiasi adanya panen padi sawah musim tanam 2023 di Bangka Barat ini. Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo menegaskan jajarannya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengantisipasi ancaman krisis pangan global. 

Terlebih menurut BMKG puncak El Nino sudah mengemuka mulai Agustus sampai September. Peningkatan ketahanan pangan nasional tersebut salah satunya diupayakan melalui peningkatan produksi pangan agar dapat memberikan jaminan ketercukupan pangan di dalam negeri.

Ketut juga menekankan, pemerintah konsisten dan terus memprioritaskan beras produksi dalam negeri sebagai komponen utama pengisian CBP dan pemasok program hilirisasi pangan. 

“Untuk itu, NFA telah menugaskan Perum Bulog untuk semaksimal mungkin melakukan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal,” ucapnya. 

Bahkan, untuk mendukung hal tersebut, NFA telah menerbitkan instrumen peraturan untuk menyesuaikan harga gabah dan beras sekitar 20% guna menjaga keseimbangan baru. 

Melalui penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur dalam Perbadan 6/2023, keberlangsungan industri perberasan nasional bisa terus terjaga stabil baik di tingkat petani, penggilingan, hingga pedagang.

Presiden pun meminta agar Bulog semakin meningkatkan stoknya dari yang telah diamankan sebanyak 1,3 juta ton per Agustus 2023, menuju target serapan 2,4 juta ton sampai dengan akhir tahun. Dengan begitu, Bulog tentu membutuhkan serapan produksi dalam negeri yang berasal dari daerah-daerah. 

“Dalam hal ini, NFA senantiasa menjaga kepastian harga dan offtaker terhadap hasil produksi petani guna melindungi harga hulu-hilir,” paparnya.

Ketut menekankan, terkait upaya stabilisasi harga beras di pasar, pelaksanaan penyaluran bantuan pangan beras selama tiga bulan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) telah terbukti mampu membantu menjaga gejolak harga. 

Menilik data April-Juli 2023, harga beras terlihat relatif stabil, dan tren inflasi pada empat bulan terakhir tersebut terus mengalami penurunan. 

BPS mencatat, pada Juli 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan dijual Rp11.537/kg atau naik sebesar 0,11% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan dipatok sebesar Rp11.121/kg atau naik sebesar 0,37%; dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp10.303/kg atau turun sebesar 0,12%.

Dibandingkan dengan Juli 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juli 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 19,83%; 22,31%; dan 15,69%.

Adapun harga produsen beras di penggilingan tersebut dilakukan lewat survei kepada 879 perusahaan penggilingan di 31 provinsi, dimana diperoleh 1.091 observasi beras di penggilingan.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyatakan, adanya El Nino memang akan berdampak pada masa tanam ke depannya. Namun, patut disyukuri masih ada daerah di Indonesia yang merayakan panen seperti Bangka Barat. 

Sementara Pj Gubernur Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu  mengungkapkan terima kasih dan apresiasi kepada NFA karena akan kembali melanjutkan program bantuan pangan berupa beras, termasuk kepada masyarakat di Provinsi Bangka Belitung  pada Oktober-November mendatang.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, Camat dan segenap jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah beserta masyarakat desa setempat.

Perpanjang Penyaluran Bantuan Pangan Beras
Sebelumnya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan, pemerintah resmi akan kembali menggelontorkan bantuan pangan beras selama Oktober-Desember 2023 sesuai volume dan sasaran pada tahap pertama. Kelanjutan program ini mempertimbangkan dampak positif dari bantuan pangan di tahap pertama.

“Ini salah satu bentuk kehadiran pemerintah membantu menjaga daya beli masyarakat, khususnya menghadapi dampak El Nino dan pada saat bersamaan menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujar Arief usai menghadiri Ratas di Istana Negara, Rabu (2/8).

Pemerintah berharap, program ini dapat berdampak positif untuk menjaga level inflasi nasional 2023 di kisaran 3% plus-minus 1%.

Adapun, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah akan menambahkan anggaran sebanyak Rp8 triliun untuk bantuan pangan beras tambahan yang akan dilaksanakan pada Oktober-Desember 2023. 

Bantuan ini akan diberikan kepada 21,3 juta keluarga rentan, setiap kelompok atau keluarga mendapatkan 10 kg beras/bulan. Kemenkeu menjelaskan, bantuan baru ini merupakan tambahan dari penyaluran bantuan pangan beras di Maret-Mei 2023. 

“Jadi mereka akan mendapatkan selama tiga bulan 30 kg, dengan 10 kg per bulannya. Ini adalah tambahan Bansos,” terang Menkeu, Senin (24/7).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar