c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

21 Juli 2023

21:00 WIB

Bapanas: Harga Telur dan Daging Ayam Menuju Keseimbangan Baru

Kenaikan harga telur maupun daging ayam terjadi karena kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen, di mana fenomena ini juga berlaku di seluruh dunia.

Penulis: Khairul Kahfi

Bapanas: Harga Telur dan Daging Ayam Menuju Keseimbangan Baru
Bapanas: Harga Telur dan Daging Ayam Menuju Keseimbangan Baru
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan jajaran Bapanas saat melakukan tinjauan lapangan terkait harga telur dan daging ayam. Dok. Bapanas

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, fluktuasi harga telur ayam maupun daging ayam di pasaran sedang dalam proses menuju keseimbangan baru. Dia menegaskan, kenaikan harga telur dan daging ayam merupakan dinamika yang tidak bisa dihindari.

Kenaikan harga telur maupun daging ayam tersebut dapat terjadi utamanya karena kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen. Di mana fenomena ini juga terjadi di seluruh dunia.

“Kenaikan harga yang ada di lapangan saat ini sedang membentuk keseimbangan baru, di mana harga telur dan ayam broiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir,” terangnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (21/7). 

Arief mencontohkan, kenaikan harga dipengaruhi naiknya harga bibit ayam atau DOC, dari yang sebelumnya Rp5.000 per ekor menjadi Rp8.000 per ekor saat ini. 

Begitu pula harga jagung yang dulunya Rp3.150 per kg naik menjadi Rp5.000 per kg, bahkan harganya sempat menyentuh sampai di atas Rp6.000 per kg pada beberapa momen sebelumnya. 

Baca Juga: Stabilkan Harga Daging Ayam, NFA Gelar GPM Hingga Akhir Juli

Oleh karena itu, pemerintah akan berupaya keras untuk menjaga kewajaran harga di tiga lini yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Dia juga menambahkan, Bapanas telah mengeluarkan regulasi yang mengatur kenaikan harga acuan melalui Perbadan 5/2022 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP) di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.

Kebijakan tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran.  Dirinya pun mengingatkan, pada Januari 2023, peternak ayam dan ayam petelur sudah banyak merugi serta tutup karena tidak sesuainya biaya produksi berbanding harga jual.

"Nah ini harus kita urai satu per satu. Jangan sampai harga murah di atas kertas tapi sedulur peternak bangkrut, malah tidak ada telur nanti di masyarakat,” sebutnya. 

Dirinya pun mengharapkan, tak ada lagi produsen ini yang memutuskan untuk berhenti berproduksi. Pasalnya, ketika peternak berhenti berproduksi, maka neraca pangan akan mengalami defisit, karena tidak dapat memenuhi kebutuhan protein dari unggas dari produksi dalam negeri. “Ini yang kita hindari," ujar Arief. 

Dirinya pun meminta semua pihak untuk dapat men-support peternak ayam broiler dan peternak ayam petelur agar mendapatkan harga yang baik saat ini. "Sambil kita kontrol harga di tingkat konsumen bersama sama." tambahnya. 

Adapun berdasarkan panel harga pangan Bapanas selama 14-21 Juli 2023, di tingkat produsen, harga rata-rata nasional daging ayam ras stabil di Rp23.880 per kg; telur ayam ras turun sekitar 0,34% menjadi rata-rata Rp26.570 per kg; dan jagung pipilan kering mengalami penurunan 0,21% menjadi rata-rata Rp4.800 per kg. 

Sementara itu, di tingkat konsumen, daging ayam ras mengalami penurunan harga 0,53% menjadi rata-rata Rp37.400 per kg; telur ayam ras turun sekitar 0,36% menjadi rata-rata Rp30.780 per kg; dan jagung pipilan kering mengalami penurunan 0,16% menjadi rata-rata Rp6.300 per kg. 

Luncurkan Langkah Strategis
Arief mengungkapkan dalam menjaga keseimbangan harga tersebut, pihaknya melakukan sejumlah langkah strategis dan menyeluruh dari aspek hulu hingga hilir. Selain mengeluarkan regulasi harga acuan, Bapanas juga mendorong stabilitas pasokan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).

Seperti mengirimkan jagung pakan dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu Nusa Tenggara Barat menuju daerah sentra peternak di Blitar dan Kendal. Harapannya, intervensi pemerintah yang menekan harga distribusi jagung pakan, dapat menekan harga telur dan daging ayam di tingkat hilir. 

Pada saat yang sama, di tingkat hilir pemerintah melalui penugasan kepada BUMN pangan ID FOOD menggelontorkan bantuan pangan berupa telur ayam dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) sebanyak tiga kali di 7 provinsi sesuai data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 

Adanya bantuan itu, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi khususnya pangan sumber protein dan mendukung penurunan stunting. Di sisi lain, produk peternak dapat terserap oleh pasar dengan baik.  

"Kita terus mendorong percepatan penyerapan bantuan daging ayam dan telur ayam ini ke masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan asupan protein sekaligus menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi pangan." ujar Arief. 

Baca Juga: Mendag: Harga Daging Ayam Mahal Karena Kurang Pasokan

Hingga kini, realisasi bantuan telur ayam dan daging ayam untuk tahap pertama telah mencapai 98%. Pemerintah juga mengonfirmasi sedang dalam proses pendistribusian untuk tahap kedua dan ketiga. 

Selain itu, Bapanas bersinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN Pangan, BUMD, asosiasi dan pelaku usaha pangan terus melakukan intervensi pasar dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) daging ayam. 

Pada periode Iduladha Juni 2023, upaya itu dilakukan untuk merespons cepat kenaikan harga daging ayam dengan menggelar GPM di 3.800 titik. Guna memastikan pemenuhan stok dan kebutuhan daging ayam dan telur ayam, khususnya di wilayah konsumen seperti DKI Jakarta.  

Mencermati dinamika harga daging ayam ras yang akhir-akhir ini cenderung meningkat, maka sejak 18 Juli 2023 hingga awal Agustus 2023, Bapanas bersama stakeholder terkait kembali menggelar GPM daging ayam di 1.995 titik di wilayah Jabodetabek. 

“Tentunya, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga dan menekan inflasi di bulan Juli ini, agar tetap berada dalam kondisi yang terkontrol di 3 plus-minus 1%,” ujarnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar