c

Selamat

Selasa, 11 November 2025

EKONOMI

21 Mei 2024

17:59 WIB

Banyak P2P Lending Gagal Bayar Ke Lender, Ini Tanggapan Amartha

Yang terpenting dari bisnis lending adalah risk management, yaitu bagaimana platform tidak hanya fokus pada pertumbuhan perusahaan tapi juga membangun kapabilitas.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p>Banyak P2P Lending Gagal Bayar Ke <em>Lender</em>, Ini Tanggapan Amartha</p>
<p>Banyak P2P Lending Gagal Bayar Ke <em>Lender</em>, Ini Tanggapan Amartha</p>

Ilustrasi Financial Technology (fintech). dok.Shutterstock/Wright Studio

JAKARTA - Permasalahan gagal bayar fintech peer to peer (P2P) lending belakangan ini masih hangat dan menjadi sorotan. Beberapa platform seperti TaniFund, Investree, iGrow, dan Modal Rakyat harus berurusan dengan pengadilan lantaran digugat oleh lender.

Menanggapi hal ini, Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan yang terpenting dari bisnis lending adalah risk management, yaitu bagaimana platform tidak hanya fokus pada pertumbuhan perusahaan tapi juga membangun kapabilitas.

“Membangun kapabilitas dalam mengumpulkan dan memastikan bahwa setiap loan yang kita salurkan prosesnya prudent sesuai dengan proses yang benar,” kata Andi dalam konferensi pers, Selasa (21/5).

Dia menjelaskan, beberapa tahun belakangan ini memang merupakan era P2P lending. Namun banyak di antara platform hanya fokus pada pertumbuhan perusahaan saja. Padahal menurut Andi, platform juga dituntut untuk memperbaiki kualitas baik dari debitur maupun kreditur. 

“Juga bagaimana mengukur kapabilitas pada risk management, kolektif dan juga mengikuti keuntungan. Saya kira semua hal harus ditempatkan pada tempatnya. Jadi bagaimana saya melihat kenapa ada banyak pemain yang tidak bisa membangun P2P lending padahal mereka bisa membuat mitigasi NPL,” jelas dia.

Baca Juga: Batu Sandungan Buat Lender Berinvestasi Di Pinjol

Dia juga menuturkan, industri P2P Lending adalah industri terbaru dibandingkan segmen finansial lainnya. Seperti perbankan dan multifinance. Industri ini baru ada 6 tahun lalu dan masih ada di early stage.

“Untuk itulah saya kira ini adalah realitas jika seseorang bisa bertahan dan beberapa bisa gagal karena tidak bisa bertahan dalam perjalanan bisnisnya. Dan kita belajar bahwa penting untuk perbaiki fundamental dan fokus pada segmen Anda,” kata dia.

Menurutnya P2P harus bisa fokus pada penyelesaian masalah yang ada dan membantu memperkuat posisi untuk membantu UMKM. Baik itu dari peminjaman hingga komunitas, semua perusahaan menurutnya harus mencoba bekerja keras.

“Bekerja pada data agar bisa membantu segmen kita lebih baik lagi dan kita meyakini bisnis ini dibangun berdasarkan kualitas dari bisnis yang baik agar bisa agile dan profit,” imbuhnya.

Baca Juga: Lender Amsyong, OJK Minta Fintech P2P Lending Genjot Asuransi Kredit

Andi berkesimpulan, industri ini memang selalu memiliki risiko yang harus dijaga. Untuk itu, Amartha memiliki sistem mitigasi resiko yang lebih baik dengan pengalaman 14 tahun. 

“Jadi pengalaman Amartha ini sudah teruji, dibuktikan dengan ketahanan saat pandemi Amartha tumbuh secara cepat. Di mana pertumbuhan ini ditargetkan naik 10 kali lipat,” tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar