c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

14 Desember 2023

15:49 WIB

Banyak Ngambek Jadi Alasan Milenial dan Gen Z Susah Dapat Kerja

Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia Sawitri mengatakan emotional intelligence menjadi hal penting dan menjadi pertimbangan perusahaan.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Banyak <i>Ngambek</i> Jadi Alasan Milenial dan Gen Z Susah Dapat Kerja
Banyak <i>Ngambek</i> Jadi Alasan Milenial dan Gen Z Susah Dapat Kerja
Calon pekerja melakukan pendaftaran lamaran kerja melalui daring saat Bursa Kerja 2023 di Mal Pesona Square, Depok, Jawa Barat, Senin (30/10/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Perusahaan seringkali menuntut kebutuhan soft skill dalam pekerjaan. Dengan segala macam jenis soft skill, Country Marketing Manager Jobstreet Indonesia Sawitri mengatakan, emotional intelligence menjadi hal penting dan menjadi pertimbangan perusahaan.

"Emotional intelligence itu penting agar orang itu tidak ambekan. Jadi anak sekarang itu dikasih kerjaan banyak harus punya growth mindset, kerjaan banyak itu artinya opportunity untuk tumbuh," katanya pada Validnews, dikutip Kamis (14/12).

Dia sendiri mempunyai prinsip saat muda kerja harus segila-gilanya, begitu sudah memasuki pengalaman lima tahun mereka bisa mulai pilih-pilih pekerjaan yang disukai, pekerjaan yang ingin dispesialisasi atau bahkan pekerjaan generalis.

Menurutnya, saat masih muda, para pekerja mesti melahap semua tantangan yang ada. Namun, dia mengakui terkadang emosional intelegensi tidak mumpuni. Inilah yang menyebabkan banyak anak muda jika diberi pekerjaan akan cenderung tantrum.

"Jadi itu sih anak muda jangan dikit-dikit ngambek, mereka harus learning, itu harus terus-menerus karena cepat banget perubahannya apalagi teknologi," jelasnya.

Baca Juga: Per Agustus, Masih Ada 7,86 Juta Orang Pengangguran di Indonesia

Lebih jauh, dia menjelaskan, sebetulnya tantangan untuk anak muda zaman sekarang adalah bagaimana mereka bisa menonjol di antara saingan yang sangat banyak. Untuk bisa menonjol para anak muda dinilai harus terus meningkatkan nilai dirinya.

Selain emotional intelligence, menurutnya soft skill yang saat ini sangat diperlukan tenaga kerja muda adalah critical problem solving. Sawitri bilang, saat dalam dunia kerja, seorang karyawan harus bisa menyelesaikan masalah dengan mengambil keputusan yang tepat. Mereka harus berpikiran secara jeli dan cermat dalam segala situasi.

"Karena yang namanya problem itu selalu ada dalam pekerjaan. Kalau misalnya sales-nya turun, banyak yang berpikir pasti orang sales-nya tidak benar nih jualannya. Itu nggak, kita harus melihat secara holistik bagaimana market-nya, bagaimana pricing-nya, atau produknya segala macam," tutur dia.

Baca Juga: Lulusan Vokasi Dominasi Pengangguran di Indonesia, Ini Kata Kadin 

Untuk itu, Sawitri berpandangan jika anak muda memiliki soft skill maka mereka akan menguasai berbagai keahlian lainnya seperti kemampuan komunikasi dan observasi dan berpikiran secara runut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2023 menunjukkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia rupanya didominasi oleh Generasi Z (Gen Z). 

Penduduk kelompok umur muda rata-rata 15-24 tahun yang menyumbang 19,40% dari total pengangguran 7,86 juta orang.

Sementara itu, pengangguran umur 25-29 tahun mencapai 3,07% dari total pengangguran.

Adapun jumlah pengangguran di Indonesia ada sebanyak 7,86 juta orang hingga Agustus 2023. Angka itu menurun 0,56 juta orang dibandingkan Agustus 2022  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar