c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 September 2024

17:30 WIB

21 Bank Setujui Restrukturisasi Waskita Karya

MRA antara Waskita dengan 21 bank jadi momen krusial dalam penyehatan keuangan perusahaan.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>21 Bank Setujui Restrukturisasi Waskita Karya</p>
<p>21 Bank Setujui Restrukturisasi Waskita Karya</p>

Konferensi pers penandatanganan perubahan MRA antara Waskita Karya dengan 21 perbankan di Jakarta, Jumat (6/9). Validnews/Yoseph Krishna

JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk dalam rangka mendongkrak kinerja operasional terus menyelesaikan proses restrukturisasi. Teranyar, telah ditandatangani Master Restructuring Agreement (MRA) antara emiten berkode saham WSKT tersebut dan 21 perbankan pelat merah maupun bank swasta.

Tak tanggung-tanggung, persetujuan MRA dari 21 kreditur perbankan mengenai penyempurnaan atas MRA 2021 itu punya nilai outstanding hingga Rp26,3 triliun.

Beriringan dengan itu, Waskita juga mengantongi persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding mencapai Rp5,2 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menargetkan restrukturisasi mulai berjalan efektif per September 2024 ini. Setelah itu, perusahaan diharapkan bisa mendapatkan kestabilan finansial yang lebih kuat.

"Kami berharap setelah penandatanganan itu dilakukan, perseroan dapat mencapai kestabilan keuangan dan dapat fokus melanjutkan program transformasi. Hal ini demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan," jelas dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9).

Baca Juga: Dua Ruas Tol PSN Waskita Dapat Suntikan PMN Rp12,5 Triliun

Dalam MRA itu, Waskita Karya juga mendapat persetujuan penurunan suku bunga dari yang tadinya sekitar 5% menjadi hanya kisaran 3,5%.

"Di mana jangka waktu sekitar 10 tahun, itu yang kita setujui bersama," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Waskita Karya menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang tengah bermasalah dari sisi keuangan. Liabilitas WSKT sepanjang semester I 2024 kemarin mencapai Rp82,01 triliun, sementara ekuitasnya hanya sebesar Rp9,08 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Waskita Karya tercatat merugi sekitar Rp2,15 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kerugian semester pertama tahun lalu Rp2,07 triliun.

Restrukturisasi jadi senjata untuk menyelamatkan Waskita Karya, termasuk melalui penandatanganan MRA dengan 21 perbankan yang dilaksanakan pada Jumat (6/9) ini.

Hanugroho menjelaskan persetujuan restrukturisasi jadi titik penting dalam akselerasi penyehatan perusahaan. Dengan adanya restrukturisasi, Waskita Karya diyakini bisa fokus merampungkan proyek yang saat ini tengah dikerjakan.

Lesunya kondisi perseroan membuat Manajemen Waskita berkomitmen untuk mengembalikan bisnis perusahaan ke bisnis inti, yakni sebagai kontraktor murni dengan memaksimalkan kapabilitas dan keahlian dalam menggarap proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur air, dan sebagainya.

Baca Juga: WSBP Suplai Readymix Untuk Jalan Akses Bandara IKN

"Selain itu, Waskita Karya berkomitmen terus memperkuat tata kelola perusahaan lewat penguatan di sisi Governance, Risk, dan Compliance (GRC). Termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi," tegas Hanugroho.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang hadir pada kesempatan itu mengungkapkan disetujuinya MRA oleh 21 perbankan itu jadi buah manis dari upaya penyehatan PT Waskita Karya dua tahun terakhir.

"Saya ucapkan terima kasih kepada para bank yang men-support, kita bisa lihat tadi tidak hanya dari bank BUMN, ada bank swasta, bahkan bank internasional yang percaya bahwa kinerja kami di Kementerian BUMN terus membaik," kata Menteri Erick.

Lebih lanjut, Hanugroho menyebut penguatan dilakukan juga lewat pembentukan sejumlah komite guna melakukan profiling proyek rendah risiko dengan uang muka berskema pembayaran bulanan (monthly payment).

Kemudian, Waskita turut menjalankan langkah perbaikan melalui strategi 8 Steam Penyehatan Keuangan secara komprehensif dan berkelanjutan. Antara lain melalui sentralisasi procurement, engineering, dan lean construction pada proyek yang tengah berjalan.

"Serta melakukan optimalisasi main power planning yang menyesuaikan dengan kinerja perusahaan, serta kegiatan operasional berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan," tambahnya.

Ke depan, Hanugroho menegaskan pihaknya juga bakal fokus pada divestasi untuk menurunkan kewajiban perusahaan. Saat ini, Waskita Karya masih memiliki 10 ruas tol yang dikelola grup usaha Waskita Toll Road.

"Waskita optimis dengan dukungan dari berbagai pihak terkait melakukan divestasi atas sisa ruas tol yang masih dimiliki Waskita. Proses divestasi ini menjadi kunci dalam menurunkan kewajiban perusahaan," pungkas Muhammad Hanugroho.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar