23 Maret 2023
21:00 WIB
Penulis: Sakti Wibawa
JAKARTA – Bank Raya Indonesia layanan pinjaman Pinang Maksima menawarkan solusi pembiayaan invoice atau tagihan untuk memudahkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mengakses modal usaha.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengatakan, layanan Pinang Maksima Bank Raya menjadi bank digital pertama yang menghadirkan layanan pinjaman modal kerja berbasis ekosistem supply chain financing.
“Pinang Maksima telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar yang memiliki basis mitra usaha yang luas. Kami menyediakan ekosistem digital yang dapat diakses oleh mitra usaha sehingga dapat mendukung produktivitas dan pertumbuhan bisnis para pengusaha dan ekosistem usaha secara keseluruhan,” ujar Bhimo dikutip dari antara, Kamis (23/3).
Baca Juga: Bunga 0%, Jurus Baru Atau Bungkus Baru?
Dirinya menyampaikan, pengajuan pinjaman dapat diajukan melalui Relationship Manager yang terintegrasi dan berbasis aplikasi, sehingga layanan ke nasabah menjadi lebih praktis dan cepat.
Pihaknya menjelaskan, total outstanding kredit Pinang Maksima mencapai Rp159,4 miliar hingga Desember 2022 atau tumbuh sebesar 163,5% year on year (yoy).
PT Bank Raya Indonesia sendiri merupakan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), itu juga bersiap untuk mengeksplorasi lebih jauh kesempatan kerjasama dan kolaborasi ke lebih banyak pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas bisnis perseroan.
Baca Juga: Ini Sederet Langkah yang Dilakukan Kemenkop UKM Agar UMKM Go Digital
Ke depannya, lanjut Bhimo, Bank Raya akan terus mengoptimalkan solusi Pinang Maksima agar bisa dinikmati oleh banyak nasabah
“Tidak hanya pembiayaan supply chain berbasis digital tetapi juga solusi digital perbankan lainnya yang dapat mempermudah business process secara end to end,” ujar Bhimo.
Sebagai informasi, Bank Raya mencatatkan laba bersih senilai Rp11,46 miliar di sepanjang tahun 2022, atau meningkat 100,38% yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 2021.
Dari sisi aset, Bank Raya menyalurkan kredit sebesar Rp7,77 triliun hingga Desember 2022, sedangkan, dari sisi liabilitas menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp9,81 triliun.