c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Februari 2025

20:56 WIB

Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Modal Kerja Untuk LRT Jakarta

Pembiayaan modal kerja dari Bank Mega Syariah ini rencananya akan digunakan untuk mendanai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome - Manggarai).

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Modal Kerja Untuk LRT Jakarta</p>
<p id="isPasted">Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Modal Kerja Untuk LRT Jakarta</p>

Penandatanganan perjanjian kerjasama Bank Mega Syariah dan PT Len Railway Systems di Jakarta, Selasa (18/2). Sumber: Bank Mega Syariah

JAKARTA - Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan modal kerja proyek kepada PT Len Railway Systems, yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero) untuk pembangunan infrastruktur transportasi umum terintegrasi sebesar Rp140 miliar.

Dalam pernyataan resminya disebutkan pembiayaan ini rencananya akan digunakan untuk mendanai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome - Manggarai).

LRT Fase 1 B ini memiliki rentang jalur sepanjang 6,4 km dengan 5 stasiun dengan nilai proyek sebesar Rp4,1 triliun yang direncanakan akan selesai pada akhir tahun 2026. Sementara itu, LRT Fase 1A yang sudah beroperasi memiliki panjang 5,8 km dengan rute Pegangsaan dua - Velodrome.

"Kehadiran transportasi umum yang terintegrasi dapat menciptakan potensi ekonomi yang besar dalam penguatan ekosistem bisnis yang didukung oleh infrastruktur transportasi publik yang semakin baik," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo di Jakarta, Rabu (19/2).

Baca Juga: Ini Strategi Bank Mega Syariah Hadapi Kenaikan PPN Tahun Depan

Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo, dan Direktur Keuangan dan SDM PT Len Railway Systems, Megy Sismandany di Menara Mega Syariah, Jakarta pada Selasa (18/2). Kegiatan ini juga disaksikan oleh board of management dan jajaran terkait.

Yuwono mengatakan pada 2025, potensi di sektor komersial diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur dan dukungan kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi.

Untuk itu Bank Mega Syariah optimis bahwa tren ini akan membuka lebih banyak peluang pembiayaan bagi sektor komersial, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Hingga 2024, pembiayaan komersial Bank Mega Syariah naik lebih dari 12% year on year (YoY). Pertumbuhan ini turut menopang total pembiayaan yang tumbuh lebih dari 10% atau mencapai Rp7,7 triliun dari Rp6,99 triliun pada tahun sebelumnya.

Mayoritas pembiayaan komersial Bank Mega Syariah saat ini tersalurkan ke sektor pendidikan, konstruksi, dan industri pengolahan, masing-masing lebih dari 11%.

Sektor pertambangan dan penggalian menerima lebih dari 8% dari total pembiayaan, sementara sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial berkontribusi lebih dari 7%. Adapun pembiayaan untuk sektor transportasi masih berada di bawah 1%.

“Maka dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak peluang yang dapat digarap dari segmen transportasi maupun segmen-segmen lainnya,” ungkap Yuwono.

Dia berharap kemitraan strategis dengan PT. Len Railway Systems dapat menjadi peluang strategis bagi Bank Mega Syariah untuk merambah pasar dan mendukung pertumbuhan pembiayaan di sektor transportasi.

Baca Juga: Bank Mega Syariah: Prospek Bisnis Kartu Syariah di 2024 Cerah

Sebagai informasi, pertumbuhan pembiayaan di 2024 sejalan dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,82% (YoY) dengan porsi dana murah mencapai 34,5%, lebih baik dari tahun 2023 yang masih di bawah 30%. Sehingga rasio net imbalan (NI) masih terjaga di posisi 4,05%. Sementara financing to deposit ratio (FDR) juga cukup baik di posisi 77%.

Fungsi intermediary turut mendongkrak aset hingga Rp16,04 triliun atau naik 10,15%. Selain itu, kinerja bisnis pada 2024 Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 6,26% (YoY) menjadi Rp332 miliar.

Di satu sisi, Bank Mega Syariah juga berhasil menjaga kualitas aset dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap di bawah 1%, menunjukkan manajemen risiko yang kuat dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan.

"Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di tahun 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah,” ujar Yuwono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar