c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Oktober 2025

13:55 WIB

Banda Neira Jadi Pusat Program Lautra

Berstatus Model Lautra, Banda Neira dan sekitarnya diproyeksikan menjadi laboratorium ekonomi pesisir yang menyeimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat pesisir.

Editor: Rikando Somba

<p>Banda Neira Jadi Pusat Program Lautra</p>
<p>Banda Neira Jadi Pusat Program Lautra</p>

Pemandangan udara Kepulauan Banda Maluku Nusantara Indonesia, Pulau Gunung Api, aliran lava, terumbu karang pantai pasir putih. Shutterstock/Fabio Lamanna.

JAKARTA-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan Banda Neira, Maluku, sebagai model integrasi antara konservasi laut, arkeologi, dan budaya maritim melalui program Laut untuk Kesejahteraan (Lautra). Dengan status ini, Banda dan sekitarnya diproyeksikan menjadi laboratorium ekonomi pesisir yang menyeimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat pesisir.

Banda Neira dinilai sebagai pusat pengembangan ekonomi pesisir berkelanjutan yang memadukan alam dan budaya.

“Program Lautra menempatkan Banda Neira sebagai kawasan prioritas karena memiliki kekayaan ekosistem laut sekaligus nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Kami ingin membangun model pengelolaan laut yang tidak hanya lestari, tetapi juga menyejahterakan," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara di Jakarta, Senin (27/5).

Koswara menyebutkan program Lautra mencakup 11 provinsi, 20 kawasan konservasi, dan 3 wilayah pengelolaan perikanan dengan total area mencapai 8,3 juta hektare. Ini dilakukan melalui empat komponen utama,  yakni penguatan kelembagaan konservasi, pembangunan ekonomi lokal, pembiayaan berkelanjutan (blue financing), dan manajemen proyek terpadu, KKP menargetkan lebih dari 75 ribu penerima manfaat langsung, termasuk 30 persen kelompok perempuan pesisir.

Baca juga: Budaya Bajau Warisan Kekayaan Maritim Nusantara

KKP bersama mitra akademik mendorong pengembangan lima pilar utama, yakni diversifikasi ekowisata bertema sejarah dan bahari, pembentukan koperasi wisata maritim, pembangunan infrastruktur ekonomi lokal seperti dermaga wisata dan museum budaya laut, hingga pelatihan masyarakat menjadi storyteller dan pemandu wisata budaya bersertifikat.

Dikutip dari Antara,  Direktur Jasa Bahari Ditjen Pengelolaan Kelautan KKP Enggar Sadtopo menyampaikan bahwa pendanaan program dilakukan melalui tiga skema hibah, mulai dari micro grant senilai Rp150 juta hingga matching grant sebesar Rp1,25 miliar. "Kami ingin memastikan ekonomi tumbuh tanpa merusak laut," ujarnya.

Baca juga: NTB Potensial Hasilkan Listrik Tenaga Arus Laut

Sementara, Rektor Universitas Banda Neira Muhammad Farid menyebut Banda Neira sebagai "laboratorium hidup" pembangunan berkelanjutan yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.

 

Kastana Sapanli dari IPB University di kesempatan sama, menekankan potensi Banda Neira sebagai bagian dari coral triangle dan spice islands, yang ideal untuk pengembangan eco-diving, heritage spice tourism, dan agrowisata pala.

Skala Internasional
Maluku sendiri, baru ditetapkan resmi menjadi tuan rumah kompetisi memancing skala internasional melalui ajang Lawamena Fishing Tournament 2025 yang memperebutkan Piala Gubernur Maluku, bertempat di Desa Eri, Kota Ambon.

Sekda Maluku Sadali Ie di Ambon, Sabtu menyampaikan, penyelenggaraan turnamen ini menegaskan kembali komitmen Pemerintah Provinsi Maluku untuk menjadikan wilayah ini sebagai lumbung ikan nasional sekaligus destinasi wisata bahari unggulan.

“Pemerintah daerah berkomitmen menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan sekaligus destinasi wisata bahari unggulan. Turnamen ini adalah bagian dari upaya mempromosikan kekayaan laut kita kepada dunia,” ujar dia.

Tercatat sebanyak 403 peserta ambil bagian dalam ajang ini, termasuk pemancing dari berbagai kabupaten/kota di Maluku seperti Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), dan Pulau Buru, serta peserta internasional asal Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Australia.

“Lomba ini adalah ajang untuk menunjukkan bahwa Maluku adalah surga bagi para pemancing dan wisatawan bahari, serta memperkuat branding Maluku sebagai lumbung ikan,” tegas Sadali.

Selain kompetisi utama yang memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah dan hadiah utama berupa mesin tempel Yamaha, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Gelar Pangan Murah untuk mendukung daya beli masyarakat serta Pengobatan Gratis sebagai bentuk pelayanan kesehatan bagi warga sekitar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar