09 Oktober 2025
12:18 WIB
NTB Potensial Hasilkan Listrik Tenaga Arus Laut
Pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan penghasil setrum yang memanfaatkan energi kinetik dari aliran arus laut.
Editor: Fin Harini
Ahli energi baru terbarukan dari IPB Obie Farobie menjadi pembicara dalam diskusi kelompok terpumpun tentang energi hijau di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (9/10/2025). ANTARA/HO-Hidayat
MATARAM - Ahli energi baru terbarukan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Obie Farobie mengatakan, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai daerah maritim memiliki potensi besar untuk menghasilkan listrik tenaga arus laut.
"Penggunaan tenaga gelombang laut sebagai sumber listrik merupakan salah satu alternatif energi yang aman dan ramah lingkungan," ujar Obie dalam pernyataan di Mataram, Kamis (9/10), dikutip dari Antara.
Pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan penghasil setrum yang memanfaatkan energi kinetik dari aliran arus laut berupa pasang surut, maupun arus tetap di selat atau laut dalam untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara 2025-2034, proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut direncanakan dilakukan di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Dokumen itu menyebut bahwa potensi energi arus laut ada di Selat Lombok dan Selat Alas yang terletak di Nusa Tenggara Barat, sedangkan potensi energi arus laut serta potensi energi gelombang laut berada di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga: Dirjen EBTKE Pesimistis Bauran EBT Tahun Ini Tercapai 23%
Dikatakannya, proyek pembangkit listrik tenaga arus laut berkapasitas total 40 megawatt dengan nilai investasi sebesar US$220 juta tersebut ditargetkan mulai dibangun pada tahun 2029. NTB kebagian 20 megawatt, sementara itu NTT juga mendapat porsi 20 megawatt.
Tujuan pemerintah membangun setrum arus laut untuk meningkatkan ketahanan dan swasembada energi nasional dengan memanfaatkan sumber energi kelautan yang berkelanjutan, sekaligus mewujudkan target utama Indonesia mencapai karbon netral paling lambat tahun 2060 atau lebih cepat.
Obie memandang rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan langkah positif dalam mendorong pemanfaatan energi bersih di daerah maritim.
Menurutnya, penggunaan tenaga gelombang laut sebagai sumber listrik merupakan salah satu alternatif energi yang aman dan ramah lingkungan.
"Pembangkit listrik ada berbagai macam, bisa dari uap, nuklir, maupun gelombang. Jika dilihat dari sisi keamanan, pembangkit listrik menggunakan gelombang laut jauh lebih aman dibandingkan nuklir," pungkas Obie.
Sebagai informasi, bauran energi terbarukan (EBT) sampai semester I/2025 baru sekitar 16%. Angka itu masih jauh dari target yang sebelumnya ditetapkan sebesar 23% tahun 2025.
Potensial Dikembangkan
Sebelumnya melalui siaran pers, Sabtu (13/9), Perekayasa Ahli Utama sekaligus Ketua Kelompok Riset Teknologi Konversi Energi, Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) BRIN, Erwandi, menjelaskan Indonesia memiliki potensi energi laut yang melimpah, namun belum dimanfaatkan secara serius.
“Wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan selat di antara dua pulau, menyebabkan kecepatan air laut mengalami percepatan saat melewati selat-selat sempit dan menjadi arus laut yang menyimpan energi hidrokinetik yang sangat besar, dan potensial untuk di konversi menjadi tenaga listrik,” jelasnya.
Ia menyebut arus laut di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik arus laut di negara-negara high latitude. Posisi Indonesia yang berada di equator menyebabkan tidak ada gaya Coriolis, sehingga teknologi turbin arus laut yang dikembangkan di Indonesia seharusnya mengacu pada karakteristik arus laut di Indonesia.
Baca Juga: Manfaatkan Arus Laut Terkuat, Indonesia segera Miliki PLTAL
“Teknologi yang dikembangkan oleh negara-negara Eropa atau Asia Timur butuh penyesuaian yang rumit bila diterapkan di Indonesia. BRIN telah mengembangkan teknologi konversi energi arus laut yang disesuaikan dengan karakteristik arus laut di Indonesia,” tambahnya.
Erwandi menegaskan, Indonesia juga mempunyai pantai terpanjang ke dua di dunia dengan potensi energi gelombang 30 kW/m sehingga secara teoritis potensi energi gelombang di pantai-pantai Indonesia sangat besar. Demikian juga dengan potensi energi panas laut (OTEC) di kawasan Indonesia Timur yang dapat dimanfaatkan untuk melistriki pulau-pulau 3T.