23 November 2023
20:11 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Emiten pengelola jalan tol milik Grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) berencana delisting atau penghapusan saham dari Bursa Efek Indonesia (BEI) secara sukarela alias voluntary delisting dan menjadi perusahaan tertutup (go private).
Hal itu pun dilanjutkan dengan suspensi saham oleh BEI atas permintaan META. Tercermin dari saham META yang sudah tidak mengalami pergerakan dan berhenti di level Rp238 per saham.
Terkait rencana tersebut, META akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 19 Desember 2023 mendatang.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) buka suara terkait hal ini. Direktur Utama META M Ramdani Basri mengatakan, pihaknya berencana akan melakukan evaluasi kembali jika memang perusahaan benar-benar butuh untuk melakukan relisting di BEI.
Kendati demikian, untuk saat ini, pertanyaan terkait relisting saham akan dicatat sebagai sebuah masukan.
“Itu akan kita catat ya, akan kita pikirkan, akan kita evaluasi lagi. Jadi ini sebenarnya bukan pertanyaan, ini sebenarnya masukan untuk manajemen,” kata Ramdani dalam public expose META secara daring, Kamis (23/11).
Baca Juga: META Bakal Delisting dari BEI, Ini 4 Alasan Utamanya
Ramdani tak menampik rencana relisting merupakan ide yang bagus. Namun, hal tersebut diakuinya belum dibahas oleh manajemen.
“Kami akan pikirkan. Ini ide yang bagus, tetapi kita akan lihat lagi ke depannya bagaimana,” ujarnya.
Buyback Saham
Terkait membeli kembali alias buyback saham perusahaan, Ramdani mengatakan, pemegang saham mayoritas perseroan, yaitu PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) sudah menyiapkan dana untuk buyback saham perusahaan.
Asal tahu saja, buyback saham merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan perusahaan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh otoritas bursa jika ingin delisting secara
"Pertanyannya dana dari mana? Mungkin itu saya tidak bisa menjawab karena bukan wewenang kami, management," tegas Ramdani.
Baca Juga: Ini Upaya BEI Lindungi Investor Retail dari Emiten Delisting
Ia menyebut, Nusantara Infrastructure yang berkembang pesat seiring adanya proyek-proyek skala besar juga membutuhkan pendanaan yang luar biasa atau jumbo. Oleh karena itu, voluntary delisting merupakan salah satu strategi perseroan yang disiapkan.
"Sehingga, akan terus menerus dilakukan penambahan modal. Sehingga, kami tidak mau merugikan para pemegang saham publik. Untuk itu, kami akan go private itu salah satu alasannya," tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ramdani juga mengatakan, rencananya suspensi ini dilakukan sampai menjelang RUPSLB pada 19 Desember 2023.
Kendati demikian, perusahaan akan meninjau hal ini dengan masukan-masukan dari konsultan hukum dan financial advicer untuk melakukan pembukaan suspensi.