c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

25 Agustus 2025

19:57 WIB

Bahlil Sebut Badan Industri Mineral Akan Kelola Logam Tanah Jarang, ESDM Hulunya

Dengan pembentukan Badan Industri Mineral, pemerintah tak lagi mengizinkan logam tanah jarang dikelola oleh umum.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

<p id="isPasted">Bahlil Sebut Badan Industri Mineral Akan Kelola Logam Tanah Jarang, ESDM Hulunya</p>
<p id="isPasted">Bahlil Sebut Badan Industri Mineral Akan Kelola Logam Tanah Jarang, ESDM Hulunya</p>

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Antara Foto/Aditya Pradana Putra/

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mendukung keputusan Presiden Prabowo Subianto yang membentuk Badan Industri Mineral. Menurut dia, Badan Industri Mineral ini akan fokus pada penelitian industri dan pengembangan industri tanah jarang atau rare earth untuk meningkatkan nilai tambah.

“Saya pikir apa yang dilakukan Presiden sangat positif dan bagus. Karena Badan Industri Mineral ini akan fokus pada penelitian industri untuk ciptakan nilai tambah. Seperti logam tanah jarang kita kan harganya cukup tinggi,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (25/8).

Kata Bahlil, ke depan pengelolaan tanah jarang tidak lagi dikelola untuk umum seiring pembentukan Badan Industri Mineral. Pemerintah akan menerbitkan aturan turunannya setelah Presiden Prabowo melantik Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral.

“Ke depan kebijakan kami di hulunya, bahan bakunya itu, nanti untuk logam tanah jarang tidak kami izinkan dikelola oleh umum, tapi akan dikelola oleh negara. Nanti ada tata kelola sendiri, dan kita tunggu saja aturannya,” jelas Bahlil.

Selanjutnya, Bahlil mengungkapkan tugas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyiapkan bahan baku. Sedangkan, produk akhirnya ditentukan oleh badan baru tersebut.

Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Badan Industri Mineral Fokus Kelola Rare Earth

“Nanti Badan Industri Mineral ini yang akan lihat pohon industrinya seperti apa. Ya kita siapkan bahan bakunya aja, produk akhirnya nanti di Badan Industri Mineral ini yang akan tentukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Industri Mineral, Brian Yuliarto menjelaskan secara singkat peran Badan Industri Mineral yang baru dibentuk Presiden Prabowo Subianto. Diketahui, Prabowo melantik Brian berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 77P Tahun 2025 tentang pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral.

“Badan ini nantinya mengelola industri material strategis yang terkait untuk industri pertahanan ya, karena material strategis ini cukup penting untuk kedaulatan bangsa,” kata Brian.

Di samping itu, kata dia, Badan Industri Mineral ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Brian akan melakukan koordinasi dengan badan atau lembaga negara terkait pembagian tugasnya.

“Nanti kita tentu sesama badan negara akan mengoordinasikan pembagiannya seperti itu. Penting diharapkan bisa meningkatkan ekonomi kita,” pungkasnya.

Potensi Indonesia
Dilansir dari laman BRIN, Iwan Setiawan Kepala Pusat Sumber Daya Geologi menjelaskan Rare Earth Elements (REE) atau dikenal dengan Unsur Tanah Jarang adalah unsur-unsur substitusi yang terbentuk pada mineral pembentuk batuan. Umumnya tanah jarang terakumulasi pada mineral-mineral aksesoris pada batuan berkomposisi asam seperti granitoids, contoh pada monasit, senotim, allanit, titanit, zircon, dst.

Mineral tanah jarang terdiri dari 17 unsur yaitu lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), and lutetium (Lu) termasuk Scandium (Sc) dan Y (Yttrium).  

Unsur ini dapat ditemukan di berbagai belahan dunia pada kondisi geologi yang unik. Namun tidak selangka namanya, konsentrasi rata-rata REE lebih besar daripada unsur-unsur logam industri dan mineral logam mulia seperti nikel, emas, dan perak.

Batuan sumber REE dunia terutama karbonatit dan batuan alkalin-peralkalin terdapat di China, Amerika, Brazil, India, Afrika, Australia, Vietnam, dan Myanmar. Di Indonesia, potensi tanah jarang terutama berasal dari sisa pengolahan timah di Bangka-Belitung dan endapan letakan yang terdiri dari monasit, senotim, zirkon, rutil, dan titanit.

Baca Juga: Kemenko Ekonomi: Sektor Tambang Berperan Penting Dalam Transisi Energi

Potensi lainnya di Indonesia tersebar dari mulai Aceh-Papua, seperti Sibolga, Kepulauan Riau, Ketapang, Mamuju, dan Papua Barat. Berdasarkan data tahun 2019, terdapat paling tidak 28 lokasi potensi REE namun baru 30%nya saja yang sudah dilakukan eksplorasi awal.

Tahun 2023 ini daerah potensi yang sudah teridentifikasi diyakini sudah bertambah dan status eksplorasinya sudah ditingkatkan. Batuan pembawa REE terutama alkalin granitoids dan tanah lapukan, lava potasik-sodik batuan ultramafik, dan red mud.

Potensi pemanfaatan dari REE ini sangat luas, contoh magnet permanen untuk mobil listrik dan turbin angin, monitor LED, handphone, laptop, kamera, kulkas, lampu LED, bahkan earphone, kacamata dan sepeda listrik.

Di Indonesia REE, Sm, Gd, Yb, dimanfaatkan di bidang kedokteran sebagai pendeteksi sel kanker, Ce di bidang pertahanan digunakan untuk cat anti radar, dan Nd digunakan sebagai magnet pintar dan material nano.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar