c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Mei 2025

10:17 WIB

Bahlil Beberkan Alasan Belum Tercapainya Target Bauran EBT RI

Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, terdapat kendala sehingga target bauran EBT belum tercapai.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bahlil Beberkan Alasan Belum Tercapainya Target Bauran EBT RI</p>
<p id="isPasted">Bahlil Beberkan Alasan Belum Tercapainya Target Bauran EBT RI</p>

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat berbincang dengan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo selepas Konferensi Pers RUPTL 2025-2034 PT PLN di Kantor Kementerian ESDM, Senin (26/5). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut minimnya jaringan transmisi kelistrikan jadi salah satu kendala masifikasi pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).

Ditegaskan Bahlil, belum tersedianya jaringan transmisi dari sumber EBT ke pusat demand menyebabkan capaian bauran energi bersih RI baru sekitar 15%-16% dari yang ditargetkan tahun ini sebesar 23%.

"Kita semua sudah programkan EBT angin di mana, uap di mana, matahari di mana, tapi ternyata tidak ada jaringannya, ini yang membuat masalah besar," kata dia dalam Konferensi Pers Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Senin (26/5).

Baca Juga: Bahlil Bakal Lempar 60% Proyek Pembangkit Listrik Baru Ke Swasta

Karena itu, PT PLN dalam RUPTL 2025-2034 merencanakan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms), terdiri dari Jawa, Madura, Bali 13.889 kms, Sumatra dan Kalimantan 20.967 kms, serta Sulawesi, Maluku, dan Papua sepanjang 12.901 kms.

Tak sampai situ, Bahlil menjelaskan pembangunan gardu induk juga direncanakan oleh PT PLN dengan kapasitas 107.950 mega volt ampere (MVA).

Khusus tahun ini, penambahan jaringan transmisi dibidik mencapai kisaran 8.800 kms, diikuti 7.800 kms tahun 2026, 6.300 kms tahun 2027, 7.500 kms 2028, dan 2.300 kms tahun 2029. Artinya sampai 2029 mendatang, direncanakan ada penambahan jaringan transmisi sekitar 32.600 kms.

Sehingga pada 2030-2034, Kementerian ESDM bersama PT PLN hanya tinggal membangun sekitar 15.200 kms jaringan transmisi untuk memenuhi target yang termaktub dalam RUPTL 2025-2034.

"Jadi ini proyek besar, proyek kabel, besi, apa lagi ya? ya perintil-perintil itulah. Ditambah lagi, gardu induk 107.950 MVA," sebut Bahlil.

Dengan adanya jaringan transmisi, Eks-Menteri Investasi/Kepala BKPM itu menilai takkan lagi ada hambatan dalam upaya memasifkan listrik dari energi bersih.

Selama ini, ketiadaan jaringan transmisi ditegaskannya jadi penghambat listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT). Dengan masuknya jaringan transmisi dalam RUPTL, diharapkan proyek pembangkit listrik berbasis EBT bisa semakin lancar, termasuk dalam rangka mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.

"Selama ini kalau kita bangun tidak ada jaringannya, kasihan PLN, bayar take home pay 80%-nya itu. Kalau kita sayang PLN, tidak boleh kerja seperti ini, kita harus dukung penuh dengan memasang jaringan," imbuhnya.

Baca Juga: RI Butuh Ribuan Triliun Untuk Proyek Kelistrikan Sampai 2034

TKDN
Lebih lanjut, Bahlil berharap tidak ada impor dalam proyek jaringan transmisi kelistrikan. Menurutnya, proyek dengan perkiraan investasi Rp400 triliun-Rp500 triliun harus dioptimalkan untuk industri dalam negeri.

"Ini peluang bagus. Nanti syarat-syarat tendernya Pak Darmawan (Dirut PLN), komunikasi dengan di sini juga supaya mengamankan TKDN kita. Jangan pasar besar dikasih untuk luar negeri, harus dalam negeri," tegasnya.

Tapi di lain sisi, pelaku industri terkait juga diminta jangan merasa punya peluang emas dan kemudian menaikkan harga komponen setinggi langit.

"Tapi yang dalam negerinya juga jangan over karena mentang-mentang pemerintah proteksi kalian harganya mau-mau kalian, tidak boleh," tandas Menteri Bahlil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar